Rijsttafel Indonesia Sajikan Hidangan yang Jadi Warisan Belanda

Rijsttafel Indonesia, cara menyajikan hidangan ala orang Indonesia, kini justru masuk dalam daftar Warisan Tak Benda Belanda.

Nov 26, 2022 - 17:56

NUSADAILY.COM-JAKARTA- Rijsttafel Indonesia, cara menyajikan hidangan ala orang Indonesia, kini justru masuk dalam daftar Warisan Tak Benda Belanda.

Sebagaimana dikutip dari NL Times, bukan cuma rijsttafel, menikmati hidangan papeda, sebuah makanan yang populer dari wilayah Timur Indonesia yakni Papua dan Maluku juga jadi bagian Warisan Budaya Tak Benda Belanda.

"Warisan tak benda ini merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat yang berakar pada bekas Hindia Belanda," kata yayasan yang mencatat Warisan Budaya Tak Benda itu.

"Selama bertahun-tahun, generasi tua mewariskan ilmu rijsttafel Indonesia, termasuk keterampilan dan persiapannya, kepada generasi muda."

Bukan hanya rijsttafel Indonesia, parade karnaval besar-besaran di Zwaag, Bidweg dari Sterre der Zee - rute tetap melalui pusat Maastricht yang dilalui orang sambil berdoa Rosario - dan pembuatan kertas di Doesburg dan Rotterdam juga masuk dalam daftar warisan mereka.

Apa itu rijsttafel Indonesia yang jadi bagian dari warisan budaya Belanda?

Rijsttafel Indonesia adalah cara penyajian makanan yang biasanya dilakukan di acara-acara khusus. Makanan Indonesia, mulai dari rendang, ikan, tahu kecap, sambal goreng telor, sambal kacang goreng, atau rujak dipadukan dengan nasi atau mi akan disajikan secara bersamaan.

Menukil laman Keasberry, di Belanda, rijsttafel adalah cara penyajian di meja yang sebisa mungkin akan tersaji dalam keadaan hangat. Sering kali hidangan didasarkan pada resep keluarga bekas Hindia Belanda, di mana akar tradisi ini berada.

Konsep rijsttafel pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-19. Konsep hidangan ini kemungkinan muncul karena penjajahan yang dilakukan Belanda di masa lalu. Kala itu, banyak orang Belanda yang akhirnya menetap di Tanah Air untuk waktu yang singkat atau lebih lama.

Beberapa dekade kemudian, makan nasi dengan beberapa lauk pauk, terutama sebagai santapan tengah hari, menjadi populer di kalangan orang Belanda di Indonesia.

Setelah repatriasi pada akhir tahun 40-an abad ke-20, Indische rijsttafel menjadi tradisi dan ikon komunitas Indische serta tentara dan pejabat Belanda.

Rijsttafel bagi mereka menjadi simbol bekas Hindia Belanda dan bagian dari identitas budaya mereka. Sejak itu, banyak buku masak dan bahkan program televisi didedikasikan untuk fenomena lezat ini.

Indische rijsttafel hingga saat ini masih populer. Bahkan di kalangan generasi muda, tidak hanya mereka yang memiliki ikatan dengan Indonesia.

Rijsttafel juga populer karena mudah dibuat, tidak baku pada satu konsep makanan, tapi juga tanpa mengorbankan rasa dan kualitas.(ris)