Ridwan Kamil Janji Fokus Urusi Perempuan & Anak Tahun Ini Usai Maraknya Pernikahan Dini

RK menyebut dirinya kerap mendatangi sejumlah SMA di Jabar untuk mengampanyekan anti narkoba, menghindari seks bebas, dan tidak melakukan pernikahan dini.

Feb 1, 2023 - 16:31
Ridwan Kamil Janji Fokus Urusi Perempuan & Anak Tahun Ini Usai Maraknya Pernikahan Dini
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) menyoroti tingginya angka pernikahan dini di Jabar. Ia mengklaim telah berupaya keliling kabupaten/kota setiap dua minggu sekali untuk mengurangi fenomena itu melalui sosialisasi.

"Itu jadi perhatian, jadi dinamika 2023 urusan perempuan dan anak-anak kita lebih fokus pengurangan pernikahan dini," Kata RK saat ditemui di Gedung Transmedia, Jakarta Selatan, Selasa (31/1).

RK menyebut dirinya kerap mendatangi sejumlah SMA di Jabar untuk mengampanyekan anti narkoba, menghindari seks bebas, dan tidak melakukan pernikahan dini.

BACA JUGA : Benarkah Ramalan RK Bakal Bisa Dongkrak Suara Golkar?

"Mudah-mudahan dengan kampanye kesadaran ini, angka pernikahan dini bisa berkurang," imbuhnya.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) sebelumnya melaporkan Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan kasus dispensasi kawin (Diska) paling banyak dilaporkan di Indonesia sepanjang 2022.

BACA JUGA : Pengadilan Agama Ponorogo Terima 191 Permohonan Anak Menikah...

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Rohika Kurniadi Sari menambahkan jumlah perkawinan anak setiap tahunnya di Indonesia memang mengalami penurunan. Namun penurunan itu tidak dapat dikatakan bahwa jumlah perkawinan anak ataupun Diska menjadi kecil.

Kendati demikian, Ika tidak merinci berapa jumlah Diska di tiga daerah itu maupun seluruh provinsi di Indonesia, lantaran KemenPPPA masih berkoordinasi dengan Badan Peradilan Agama (Badilag) untuk melakukan sinergi data.

Ika melanjutkan faktor dominan yang melatarbelakangi pengajuan Diksa adalah faktor ekonomi, selain adat istiadat dan pendidikan. Ia membantah bahwa faktor hamil duluan menjadi penyebab pernikahan dini di Indonesia.(lal)