Ridwan Hisjam Minta Khofifah dan Kadisdik Turun Tangan Tengahi Persoalan Siswa-Kasek SMAN Turen

“Laporan relawan RHC wilayah Turen, katanya siswa SMAN 1 Turen akan aksi lagi jika tidak segera ada penyelesaian. Artinya harus segera ditengahi persoalan arogansi ini. Saya juga dengar kabar Kaseknya mendapat perlindungan dari atasannya,” kata Tatok.

Nov 26, 2022 - 17:01

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Anggota DPR RI Dapil Malang Raya dari Fraksi Golkar, Ridwan Hisjam, meminta Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dr. Ir. Wahid Wahyudi MT, segera turun ke Turen untuk menengahi persoalan yang terjadi antara siswa dengan Kepala Sekolah SMAN 1 Turen.

Alasannya menurut Tatok Panggilan akrab Ridwan Hisjam, dirinya menerima laporan dari relawan Ridwan Hisjam Center (RHC) utnutk wilayah Turen bahwa siswa akan turun demo lagi jika Kasek yang dianggap arogan dan sewenang-wenang tidak segera dimutasi.

“Laporan relawan RHC wilayah Turen, katanya siswa SMAN 1 Turen akan aksi lagi jika tidak segera ada penyelesaian. Artinya harus segera ditengahi persoalan arogansi ini. Saya juga dengar kabar Kaseknya mendapat perlindungan dari atasannya,” kata Tatok.

Dijelaskan, ini merupakan preseden buruk bagi dunia pendidikan tanah air, karena sudah jelas kepemimpinan Kasek ini tidak dikehendaki oleh siswa dan mungkin guru masih ada yang mempertahankan.

“saya justru mencurigai ada apa-apanya ini,” kata imbuh Tatok

Lebih lanjut Tatok menjelaskan, pihaknya memiliki pandangan bahwa, tugas seorang guru adalah mendidik dan bukan menghukum apabila siswa bersalah atau bertindak melakukan kenakalan.

Komentar Tatok ini disampaikan menjawab Nusadaily.com terkait aksi demo oleh ratusan siswa-siswi SMAN 1 Turen pada Senin (17/10).

Ridwan Hisjam meminta, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Jawa Timur (Jatim), menindak tegas Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Turen, Eny Retno Diwati, yang dipersepsi oleh siswa berperilaku sewenang-wenang atau arogan.

“Bahaya bagi masa depan anak bangsa jika ada guru yang mempunyai kebiasaan menghukum dibandingkan mendidik siswa yang bersalah,” katanya.

Ridwan juga meminta Kadisdik Jatim bersegera mengevaluasi seluruh proses belajar-mengajar di seluruh SMA di Jatim.

Hal ini kata Ridwan, berkaca pada kejadian seluruh siswa SMA Turen, menggelar aksi demo menuntut Kaseknya mundur atau dimundurkan.

“Lo ini kejadian luar biasa lo, jangan dianggap kejadian biasa dan hanya luapan emosi sementara anak remaja. Kalau yang demo 10 atau 20 orang mungkin kejadian biasa, tapi ini satu sekolah. Maka saya minta Kadisdik Jatim segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses belajar-mengajar di seluruh SMA,” kata Ridwan.

Seharusnya menurut Ridwan, seorang guru itu memberikan suri tauladan yang baik terhadap para muridnya.

“Bukan malah bertindak sewenang-wenang, tugas guru itu mendidik bukan menghukum. Siswa itu nakal ya memang namanya siswa pasti ada yang nakal, tapi tugas gurulah untuk memberikan arahan dan bimbingan agar si murid tadi tidak nakal lagi,” kata Ridwan.

Ridwan berjanji, kejadian yang ada di SMA Turen ini akan di bawa ke Senayan agar menjadi bahasan serius di Komisi X.

“Kebetulan saya sudah tidak di Komisi X, jadi nanti akan saya sampaikan ke kolega saya di Komisi X agar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kementreian Pendidikan juga menjadi pokok bahasan agar kejadian perilaku sewenang-wenang Kasek tak terulang lagi,” katanya.

Seperti diketahui, siswa SMAN 1 Turen Senin (17/10) kemarin menggelar aksi demo mendesak agar Kaseknya dimutasi.

Demo tersebut dilakukan kabarnya dipicu oleh kekesalan siswa terhadap arogansi Kasek dalam menghukum siswa yang dianggap berlebihan.

Puncak kekesalan siswa pada saat Bima salah seorang pebasket nasional tingkat pelajar, dilarang mengikuti kompetisi apapun hanya karena ‘guyon’ memindahkan helm salah seorang temannya.

“Sebetulnya kami semua tahu kalau Bima itu hanya guyon, dengan memindahkan helm salah seorang teman kami, aksi guyon Bima terekam CCTV sekolah. Hanya berdasarkan rekaman CCTV tersebut, Kasek menganggap Bima melakukan tindak kriminal hingga menghukum Bima tidak boleh mengikuti beragam kegiatan diluar sekolah sampai akhir semester ini,” katanya menjelaskan kronologi kejengkelan siswa sehingga memicu aksi unjuk rasa.

Beberapa guru yang berhasil ditemui juga membenarkan aksi itu dipicu oleh sikap Kasek menghukum Bima tak boleh ikut kompetisi hingga akhir semester ini.

“Bima ini kan merupakan kapten tim bola basket SMAN Turen, dia juga merupakan Duta lalulintas, tapi oleh Kasek tidak diperbolehkan untuk dikirim, ya itu puncak dari kejengkelan siswa kayaknya,” kata seorang guru yang namanya minta dirahasiakan demi keamanan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (17/10), siswa SMAN 1 Turen, menggelar aksi demo meminta kepala sekolah Eny Retno Diwati M Pd dimutasi. Para siswa membentangkan spanduk dan menempel poster di sejumlah titik.

Bunyi poster tersebut antara lain:

-#savebima

-Kami sengsara #mutasi

-Bapak Kami Rindu...

-Kami Rindu Miepra yang dulu

-Kami disini untuk dididik bukan dikebiri prestasi

-Jika tugasmu hanya mengawasi cctv lantas bagaimana anda bersosialisasi

-Turunkan bunda

-Dindik Jatim dengarkan kami

-Anda memang kepala tapi bukan pemimpin

-Mutasi KS kami

-#stoparogan????

-19 save miepra 91

Para siswa sebagaimana terlihat dalam video dan foto yang tersebar di media sosial meneriakkan yel- yel dan membentangkan spanduk serta menulis poster-poster bernada tuntutan mundur Retno. Mereka menempel poster di dinding sekolah hingga di sebuah mobil berwarna hitam yang diduga milik kepala sekolah. Hingga berita ini ditulis demo masih terjadi.

Hingga berita ini diterbitkan, Nusadaily.com telah berusaha menghungi Kepala Sekolah SMAN 1 Turen Eny Retno Diwati, maupun Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, untuk meminta tanggapannya lewat pesan singkat namun tidak dibalas, dihubungi lewat telepon meski terdengar nada panggil, tapi juga tidak diangkat.(wan)