Ribuan Pegawai Starbucks di Amerika Mogok Kerja, Ini Alasannya

Starbucks Workers United mengatakan, lebih dari 1.000 barista di 100 gerai berencana mogok kerja. Pemogokan akan menjadi yang terlama dalam kampanye serikat pekerja yang telah berlangsung selama satu tahun.

Dec 18, 2022 - 17:43
Ribuan Pegawai Starbucks di Amerika Mogok Kerja, Ini Alasannya
Pekerja Starbucks Mogok Kerja. (Foto: Istimewa)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Pekerja Starbucks di Amerika memulai mogok kerja selama tiga hari. Pemogokan ini sebagai upaya pekerja untuk menyatukan sikap gerai waralaba kopi tersebut.

Starbucks Workers United mengatakan, lebih dari 1.000 barista di 100 gerai berencana mogok kerja. Pemogokan akan menjadi yang terlama dalam kampanye serikat pekerja yang telah berlangsung selama satu tahun.

Lebih dari 264 dari 9.000 gerai kopi Starbucks di Amerika memilih untuk memiliki serikat pekerja sejak akhir tahun lalu. Tawar menawar telah dimulai dengan sedikitnya 50 gerai, tetapi Starbucks belum mencapai kesepakatan kontrak dengan serikat pekerja di gerai mana pun.

Starbucks menentang upaya serikat pekerja, dengan mengatakan perusahaan berfungsi lebih baik ketika berunding langsung dengan para pekerjanya. Tetapi bulan lalu, Stabucks mengatakan mereka menghormati hak para pekerja untuk melangsungkan pemogokan.

Pemogokan kali ini merupakan pemogokan besar kedua dalam satu bulan yang dilakukan pekerja Starbucks di Amerika. Demikian dilansir dari VOA Indonesia, Minggu (18/12/2022).

Pada 17 November lalu, para pekerja di 110 gerai Starbucks mogok kerja selama satu hari. Pemogokan bertepatan dengan perayaan tahunan Starbucks’ Red Cup Day – ketika perusahaan membagikan tempat minum yang dapat digunakan kembali kepada pelanggan yang memesan minuman khusus liburan.

Serikat Pekerja mencatat, Starbucks baru-baru ini menutup gerai pertama yang memiliki serikat pekerja di Seattle. Namun Starbucks mengatakan bahwa gerai kopi itu ditutup karena alasan keamanan.

Dewan Hubungan Perburuhan Nasional, sejak akhir tahun lalu Workers United telah mengajukan sedikitnya 446 tuduhan praktik ketenagakerjaan yang tidak adil terhadap Starbucks, termasuk bahwa perusahaan itu memecat penyelenggara tenaga kerja dan menolak melakukan tawar menawar.

Sementara itu, perusahaan telah mengajukan 47 dakwaan terhadap serikat pekerja itu, antara lain tuduhan bahwa mereka menentang aturan tawar menawar ketika aturan itu dibahas dalam sessi yang direkam dan hasilnya dipasang di dunia maya.

Sejauh ini perselisihan perburuhan tampaknya tidak mengurangi penjualan Starbucks. Pada November, Starbucks mencatat pendapatan naik 3% menjadi USD8,41 miliar selama periode Juli-September lalu.

(roi)