Resmikan Wisata Kampoeng Kelengkeng di Wonoayu Sidoarjo

Rektor Untag Surabaya Prof Nugroho menyampaikan, bahwa tahun ini Untag Surabaya mendapat pendanaan program matching fund Kemdikbud Ristek sebesar Rp 16 miliar

Dec 7, 2022 - 17:11
Resmikan Wisata Kampoeng Kelengkeng di Wonoayu Sidoarjo
Untag Surabaya Resmikan Wisata Kampoeng Kelengkeng di Wonoayu Sidoarjo

NUSADAILY.COM – SURABAYA - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya meresmikan Wisata Kampoeng Kelengkeng di Desa Simoketawang, Wonoayu, Sidoarjo, Selasa (6/12/2022). Program ini realisasi hibah pendanaan Matching Fund Kemendikbud Ristek sebesar Rp800 juta dan pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari 5 fakultas di Untag Surabaya.

Rektor Untag Surabaya Prof Nugroho menyampaikan, bahwa tahun ini Untag Surabaya mendapat pendanaan program matching fund Kemdikbud Ristek sebesar Rp 16 miliar. Pendanaan ini untuk pembangunan desa wisata di beberapa daerah di Jawa Timur. Seperti Blitar, Jombang dan Sidoarjo. “Yang kita kerjakan dari pendanaan ini membangun desa,” ujarnya.

BACA JUGA : Nail Art Berbentuk Santa Clause Jadi Trending, Jelang Natal

Program yang digagas prodi Arsitektur bekerjasama dengan 5 fakultas lainnya di Untag Surabaya ini, setidaknya melibatkan 141 mahasiswa dan 35 dosen dari berbagai disiplin keilmuan. Seperti ekonomi dan teknik.

Prof Nug mengatakan, sudah tiga tahun ini pihaknya mendapat dana hibah program matching fund. Oleh karena itu, dirinya mentargetkan pembinaan dan pembangunan desa wisata yang dilakukan Untag Surabaya bisa dikenal masyarakat luas. “Tidak hanya membuat saja, tapi juga membimbing. Sehingga desa wisata yang kita bangun terus hidup dan jadi icon desa sekitar,” katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Program Matching Fund sekaligus Dosen Prodi Arsitektur Untag Febby Rahmatullah Masruchin menambahkan, dalam merealisasikan progran ini pihaknya berkolaborasi dengan 13 prodi yang terdiri dari 31 kegiatan.

Meski sudah diresmikan, namun wisata Kampoeng Kelengkeng dikatakan Febby memunculkan tiga persoalan terkait infrastruktur produk dan SDM. Dari aspek infrastruktur, pihaknya merencanakan desain master plan desa, tidak melibatkan Tanah Kas Desa (TKD), tetapi seluruh desa di Simoketawang ketika menjadi desa wisata akan terintegrasi dengan TKD-nya.

“Infrastruktur jalan dan sungai di depan yang cukup sempit perlu penanganan desain dan penataan jalan. Kita akan buat master plan untuk itu. Area selfie di kebun diwujudkan menjadi tempat afiari dan taman kelinci,” ujarnya.

Febby juga menyebutkan bahwa ada sejumlah program yang akan diwujudkan pada tahun 2023. Seperti perencanaan pendampingan tentang kolam. Desain ikon kelengkeng yang terintegrasi dengan program dari Jatim, yaitu pendanaan Desa Berdaya.

BACA JUGA : Tukang Pijet Keliling Cabuli Warga Klampis Surabaya, Modus...

 “Jadi kami berkolaborasi membuat desain RAB yang diimplementasikan dengan desa berdaya. Kami juga membantu mendesain dan menata rumah produksi olahan kelengkeng, di selatan balai desa,” terangnya.

Program lainnya yakni pembuatan program budidaya penunjang wisata. Di antaranya pembibitan kelengkeng. Sehingga, saat wisatawan datang bisa diberikan oleh-oleh bibit asli dari Simoketawang. Program selanjutnya, pembuatan percontohan terintegrasi antara peternakan dengan pertanian karena cost terbesar dari pertanian atau kebun pariwisata terkait operasional atau pemeliharaan, salah satunya pupuk.

“Kami buat percontohan budidaya kambing difungsikan memakan rumput liar di kebun. Kemudian kotorannya bisa menjadi pupuk di kebun kelengkeng,” tambahnya.

Budidaya madu kelengkeng juga masuk dalam program yang digagas Untag Surabaya ini. Selain itu juga akan difokuskan pada pengembangan produk olahan kelengkeng, kopi, selai, dan sirup. “Harapan kami ada unggulan selain wisata alam ada bisa dibanggakan semua bisa menjadi uang. Luaran tidak hanya berdampak terhadap desa tetapi ke Untag Surabaya,” pungkasnya.(ris)