Regulasi Baru, Jamaah Haji Tertua Asal Madiun Berangkat Tanpa Pendamping Keluarga
"Katanya ada regulasi yang menghapus pendamping dari pihak keluarga. Kasihan bapak - ibu tidak ada yang mendampingi dari pihak keluarga," kata Sundari.
NUSADAILY.COM - MADIUN - Usianya tak lagi muda, namun pasutri Sarban (94) dan Asminah (93) warga Dusun Kebondalem Wetan, Desa/ Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun ini tampak sumringah. Pasalnya cita citanya untuk pergi haji akhirnya dapat terwujud. Pasutri ini tercatat sebagai Jamaah Haji tertua asal Madiun.
"Alhamdulillah, akhirnya cita cita kami bersama istri pergi haji dapat terwujud," ucap Sarban pada Senin (29/05/2023) lalu.
Meski sudah berusia sepuh, fisik Sarban dan Asminah masih bugar dan mampu beraktivitas di sawah. Sarban dan Asminah mendaftar haji sejak tahun 2016 silam.
"Sebelumnya sempat hendak diberangkatkan pada 2021 lalu kami. Namun karena pandemi Covid 19 akhirnya ditunda. Selain ada pembatasan kuota haji," jelasnya.
Sarban dan Asminah mengaku jika diberangkatkan haji oleh Sundari. Yang tak lain anak perempuannya, yang pernah bekerja di Arab Saudi selama 17 tahun.
Dikatakan Sundari yang saat itu turut mengantar keberangkatan kedua orang tuanya. Bahwa bisa berangkatkan haji bentuk baktinya kepada orang tua. Ketika menjadi buruh migran ada sebagian rezeki yang disisihkan, sehingga bisa memberangkatkan orang tuanya ke tanah suci.
"Bapak sama ibu sebenarnya sudah menunggu lama ingin pergi haji," tuturnya.
Selain kedua orang tuanya, Sundari juga membiayai haji kakak sulungnya agar bisa mendampingi kedua orang tuanya selama di Tanah Suci. Namun sayang kakaknya tidak bisa berangkat karena pemerintah meniadakan pendamping keluarga.
"Katanya ada regulasi yang menghapus pendamping dari pihak keluarga. Kasihan bapak-ibu tidak ada yang mendampingi dari pihak keluarga karena alasan itu," pungkasnya. (*/nto).
