Ramai Perdebatan Penentuan 1 Syawal 1444 H, Ini Kata Netizen

Seperti diketahui, menggunakan metode hisab, Muhammadiyah memutuskan memutuskan 1 Syawal 1444H jatuh pada 21 April 2023. Sementara pemerintah yang pakai hisab dan rukyat kemungkinan menetapkan 1 Syawal 1444H bertepatan 22 April.

Apr 20, 2023 - 02:00
Ramai Perdebatan Penentuan 1 Syawal 1444 H, Ini Kata Netizen
Ilustrasi (pixabay)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Twitter tengah diramaikan soal perdebatan penentuan 1 Syawal 1444H. Hal ini dipicu oleh pernyataan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir yang berharap tidak terjadi rezim agama di Indonesia karena penetapan waktu Hari Raya Idul Fitri 2023.

Seperti diketahui, menggunakan metode hisab, Muhammadiyah memutuskan memutuskan 1 Syawal 1444H jatuh pada 21 April 2023. Sementara pemerintah yang pakai hisab dan rukyat kemungkinan menetapkan 1 Syawal 1444H bertepatan 22 April.

"Di tengah perbedaan tersebut negara harus hadir secara adil dan ihsan. Lebih-lebih dalam urusan keagamaan, jangan sampai terjadi rezimentasi agama tumbuh di negara ini," kata Haedar.

Makin ramai karena kicauan akun Gus Nadir. "Dlm fiqh, lebaran itu ikut keputusan pemerintah. Secara aturan bermasyarakat, Pemerintah gak boleh melarang yg lebarannya berbeda. Tapi yg berbeda jg harus bertenggang rasa. Pakai fasilitas sendiri aja. Jgn pakai fasilitas publik atau milik pemerintah. Gampang kan toleransi itu," ujarnya.

Netizen kemudian terbelah, mengikuti metode Muhammadiyah dan ikut ketetapan pemerintah. Ironisnya, beberapa pihak saling debat kusir ngotot metode yang mereka ikuti adalah paling benar.

Untungnya banyak netizen yang mengingatkan perdebatan tersebut untuk disudahi. Sebab perbedaan 1 Syawal sudah terjadi sejak dulu dan itu tidak menjadi persoalan, bahkan saling menghormati apapun pilihannya.

"Perbedaan pendapat itu hampir keseluruhan di permasalahan fiqih bukan aqidah, sama ni seperti satu golongan (Nu) dan golongan satu (Muhammadiyah) yg beberapa pengikutnya masih aja berselisih dan menganggap golongan sendiri benar, padahal masing² golongan tersebut punya dalil kuat," ujar @yumiiyaa__.

"Dari Zaman Soeharto masih Berkuasa sampai Zaman Edan seperti saat ini,soal perbedaan sdh biasa berlaku.Knp hari ini baru ngoceh?! Baru lahir atau pura2 lupa? Pernah NU lebaran Duluan dan begitu sebaliknya dg Muhammadiyah..apa masalahnya?!" kata @MEfendy1971.

"Tahun 90an beberapa kali lebaran beda antara NU dengan pemerintah yang Menag-nya Muhammadiyah. NU lebaran lebih dulu. Yang paling spektakuler justru ketika Gus Dur jadi Presiden dan KH Tolchah jd Menag, pemerintah & PWNU Jatim berbeda dgn PBNU hari lebarannya," ungkap @Rezza_DianAkbar.

"Saya mohon untuk mas mb ibu bapak dan saudara NU ataupun muhammadiyah, mbok disudahi saling sindir menyindir, hujat menghujat. Kalian tuh pada ngapain coba? Pada puasa ngga sih?" kata @bangroee.(eky)