Raih Perolehan Suara Terbanyak dalam E-Voting, Seperti Apa Peluang Haedar Nashir Jadi Ketum Muhammadiyah?

Ke-13 anggota formatur tersebut dipilih dari 39 calon pimpinan yang terpilih melalui Sidanh Tanwir sebelumnya.

Nov 20, 2022 - 17:50
Raih Perolehan Suara Terbanyak dalam E-Voting, Seperti Apa Peluang Haedar Nashir Jadi Ketum Muhammadiyah?
Haedar Nashir

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Prof. Haedar Nashir mendapatkan perolehan suara terbanyak dalam pemilihan 13 anggota Formatur Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dilakukan secara e-voting di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu malam kemarin.

Ke-13 anggota formatur tersebut dipilih dari 39 calon pimpinan yang terpilih melalui Sidanh Tanwir sebelumnya.

Dari 39 calon pimpinan tersebut Haedar Nashir menempati urutan pertama dengan 2.203 suara di susul Abdul Mu'ti (2.159), Anwar Abbas (1.820), Busyro Muqoddas (1.778), Hilman Latief (1.675), Muhadjir Effendy (1.598), Syamsul Anwar (1.494), Agung Danarto (1.489), Saad Ibrahim (1.333), Syafiq A. Mughni (1.152), Dadang Kahmad (1.119), Ahmad Dahlan Rais (1.080), dan Irwan Akib (1.001).

BACA JUGA : Nama-nama Calon Ketum Muhammadiyah: Ada Anwar Abbas hingga...

Dilansir dari detik.com, rencananya hari ini ke-13 formatur tersebut akan menggelar rapat yang salah satu agendanya adalah pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022 - 2027. Lantas seperti apa peluang Haedar Nashir dan ke-13 anggota formatur tersebut terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah?

Ketua Panita Pemilihan, Ahmad Dahlan Rais mengatakan ada peluang besar bahwa peraih suara terbanyak dalam pemilihan formatur akan menjadi ketua umum. Ini sekaligus sebagai bentuk penghargaan kepada peraih suara terbanyak. Apabila peraih suara terbanyak tersebut tidak bersedia menjadi ketua umum, maka akan ditawarkan ke anggota formatur lainnya.

"Kecenderungannya (ketua umum terpilih) adalah suara terbanyak itu ketua umum. Bisa tidak, kalau yang suara terbanyak tidak bersedia, itu baru ditawarkan , tapi kalau bersedia, kita hormati. Jadi angka itu representasi keinginan muktamirin," kata Ahmad Dahlan Rais.

Namun menurut Dahlan pernah ada sejarah bahwa yang menjadi ketua umum bukan yang dipilih oleh muktamirin. Dahlan mencontohkan dalam Muktamar di Purwokerto pada 1950-an, pimpinan terpilih tak ada yang mau menjadi ketua umum PP Muhammadiyah.

BACA JUGA : TikTokers Berhijab Pamer Payudara, Muhammadiyah: Blokir Akun ASM

Akhirnya mereka meminta Buya Sutan Mansur di Sumatra Barat untuk memimpin Muhammadiyah. Buya bersedia lalu hijrah ke Jawa untuk menjadi ketua umum. Kembali kepada proses pemilihan calon ketua umum PP Muhammadiyah, Dahlan mengatakan bahwa nantinya ketua umum yang terpilih dalam rapat 13 anggota formatur tersebut harus dimintakan persetujuan kepada muktamirin. Sementara untuk sekretaris umum ditunjuk oleh ketua umum terpilih.

Menurut dahlan biasanya rapat formatur untuk memilih ketua umum tak berlangsung lama. Dalam Muktamar Makassar 2015 lalu misalnya rapat hanya berlangsung 10 menit. "Itu pun sebagian besar waktu untuk doa demi kemaslahatan Muhammadiyah," kata Dahlan yang pada Muktamar Muhammadiyah 2015 lalu juga menjadi panitia pemilihan.

Berikut ini daftar 13 anggota formatur PP Muhammadiyah:

1. Haedar Nashir : 2.203 suara
2. Abdul Mu'ti : 2.159 suara
3. Anwar Abbas : 1.820 suara
4. M Busyro Muqoddas : 1.778 suara
5. Hilman Latif : 1.675 suara

6. Muhadjir Effendy : 1.598 suara
7. Syamsul Anwar : 1.494 suara
8. Agung Danarto : 1.489 suara
9. M Saad Ibrahim : 1.333 suara
10. Syafiq A Mughni : 1.152 suara
11. Dadang Kahmad : 1.119 suara
12. Ahmad Dahlan Rais : 1.080 suara
13. Irwan Akib : 1.001 suara

Ke-13 anggota formatur tersebut siang ini akan menggelar rapat memilih ketua umum PP Muhammadiyah periode 2022 - 2027.(ros)