PT Transjakarta Bantah Ada Puluhan Bus Mangkrak

Ia mengatakan saat angka penularan Covid-19 tinggi, memang banyak rute bus Transjakarta yang dikurangi untuk menghambat penularan di tahun 2020-2022.

Dec 15, 2022 - 21:42
PT Transjakarta Bantah Ada Puluhan Bus Mangkrak
PT Transjakarta membantah ada puluhan armada mangkrak tak terpakai.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) membantah kabar yang menyebutkan puluhan bus mangkrak.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor mengatakan saat ini seluruh armada Transjakarta beroperasi sesuai jadwal.

Ia mengatakan saat angka penularan Covid-19 tinggi, memang banyak rute bus Transjakarta yang dikurangi untuk menghambat penularan di tahun 2020-2022.

BACA JUGA : Pelaku Penusukan Sopir Transjakarta hingga Tewas Berhasil...

"Sampai saat ini sebagian besar rute sudah mulai dibuka, akan tetapi masih ada yang ditutup, sehingga berdampak kepada beberapa bus yang tidak beroperasi secara penuh," kata Anang dalam keterangan yang dikutip Kamis (15/12).

Dengan segala keterbatasan dan kendala operasional, ia menyebut Transjakarta mengatur agar armada tetap berjalan secara bergantian.

"Sehingga sekitar 70 persen beroperasi, sisanya dioperasikan bergantian termasuk untuk perawatan," katanya.

Ia juga menyampaikan hingga Desember 2022, Transjakarta beroperasi di 216 rute. Dimana reaktivasi sebanyak 39 rute. Pembukaan rute baru mencapai 16.

BACA JUGA : PT Transjakarta Dilaporkan ke KPK Terkait Sistem Tiket

"Transjakarta mengoptimalkan operasi armada bus yang sesuai kebutuhan rute dan penumpang," katanya.

Kabar soal bus mangkrak di media sosial itu sebelumnya sempat disorot oleh DPRD DKI Jakarta.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Eneng Maliyanasari meminta agar dilakukan evaluasi terhadap Dinas Perhubungan dan manajemen Transjakarta.

"Dari informasi yang beredar bus-bus tersebut bermerek Scania dan Mercedes Benz yang dibeli tahun 2018, jadi masih relatif baru. Itu adalah aset negara yang dijaga, dirawat, dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat banyak. Jika dibiarkan menganggur, maka akan rusak, yang akhirnya menjadi kerugian negara," kata Eneng.(lal)