Polisi Ungkap Kasus Kejahatan Lewat Sidik Jari, Gimana Caranya?

Dikutip dari laman Universitas Airlangga (Unair), Selasa (28/3/2023) Fingerprint Examiner and Crime Scene Officer di Pusat Inafis Bareskrim Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pusinafis Bareskrim Polri), Saesario Laksmana Putra menjelaskan peran sidik jari dalam pengungkapan kasus.

Mar 30, 2023 - 05:00
Polisi Ungkap Kasus Kejahatan Lewat Sidik Jari, Gimana Caranya?
Pengungkapan kejahatan lewat sidik jari. Bagaimana penerapannya? Foto: T.J. Kirkpatrick/Getty Images

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Bagi penggemar drama bergenre misteri pasti tidak asing dengan pengungkapan kejahatan lewat sidik jari oleh polisi. Hal itu tentu saja terjadi secara nyata loh.

Dikutip dari laman Universitas Airlangga (Unair), Selasa (28/3/2023) Fingerprint Examiner and Crime Scene Officer di Pusat Inafis Bareskrim Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pusinafis Bareskrim Polri), Saesario Laksmana Putra menjelaskan peran sidik jari dalam pengungkapan kasus.

Sidik Jari Manusia Unik
Pada kesempatan itu secara gamblang Saesario menjelaskan bila sidik jari manusia adalah suatu hal yang unik. Karena pasti tidak ditemukan di dua orang yang berbeda.

Pria lulusan Master of Forensic Science, Murdoch University Australia itu menjelaskan pola sidik jari sudah terbentuk secara sempurna bahkan ketika janin baru berusia empat sampai lima bulan di dalam kandungan. Pola itu terbentuk secara permanen dan akan terus sama hingga bayi itu dewasa.

Diketahui, sidik jari memiliki nama lain yakni garis papiler. Ada tiga garis pokok lukisan pada sidik jari, yaitu Arch, Loop dan Whorl. Ketiganya pasti berbeda ketika dibandingkan miliki satu orang dengan orang lainnya. Itulah yang membuat sidik jari sangat unik.

Cara Pengungkapan Kasus Melalui Sidik Jari
Sidik jari menjadi komponen yang penting dalam mengungkapkan kasus di kepolisian. Karena melalui sidik jari, polisi bisa menemukan barang bukti melalui olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Selain itu, sidik jari bisa menjadi pembuktian bila ada kasus pemalsuan sidik jari surat atau dokumen penting lainnya. Terakhir, sidik jari bisa digunakan untuk mengidentifikasi identitas korban dalam sebuah tragedi hingga bencana alam.

Namun, pembuktian berbagai hal tersebut tidaklah mudah. Setidaknya ada tiga level dalam mengidentifikasi forensik sidik jari seseorang untuk memastikan pemiliknya.

Pada level pertama, identifikasi forensik mencakup pola-pola pokok yang menjadi inti atau pusat dari sidik jari. Hanya dilihat secara umum.

"Gampangnya adalah level satu itu kita anggap sebagai bentukan dari garis tersebut secara umum, yang terlihat dengan kasat mata, kan bagian tengah atau pusatnya," kata Saesario.

Karena kemungkinan besar belum teridentifikasi, diperlukan level dua yang merupakan proses pengamatan lanjutan. Pada level ini, bentukan setiap garis-garis yang ada di sidik jari diperhatikan.

Terakhir level tiga, petugas akan mengamati letak dan bentuk pori-pori yang ada di garis papiler (sidik jari) manusia. Bila sudah sampai level tiga, proses identifikasi forensik sudah terjamin tinggi terkait pengungkapan si pemilik sidik jarinya.

Sayangnya, Saesario menjelaskan proses identifikasi yang dilakukan Indonesia hanya sampai pada level dua dan belum pernah mencapai level tiga.

"Jadi kita selalu hanya memang mengandalkan karakteristik level dua. Bahkan, masih banyak yang belum mengetahui kalau sebetulnya level tiga itu masih bisa kita gunakan sebagai identifikasi," tambahnya lebih lanjut.

Bila detikers tertarik dan ingin mempelajari proses identifikasi forensik ini, program studi Ilmu Forensik bisa ditemukan di Universitas Airlangga dan Universitas Telkom untuk jenjang S2.

Sayangnya dikutip dari Pangkalan Data Pendidikan tinggi (PDDikti) belum ada jenjang S1 yang khusus tentang Ilmu Forensik ataupun Ilmu Kedokteran Forensik.

Nah itulah selengkapnya tentang bagaimana cara polisi mengungkap kasus kejahatan atau kasus lainnya melalui sidik jari. Menarik ya, semoga informasi ini bermanfaat bagimu!(eky)