Polda Jateng Klaim Gas Air Mata Jadi Opsi Terakhir di Kericuhan Suporter Semarang

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan dalam pertandingan tersebut pihaknya sudah melakukan tiga opsi penyekatan terhadap suporter PSIS Semarang yang mencoba memaksa masuk ke stadion.

Feb 19, 2023 - 17:26
Polda Jateng Klaim Gas Air Mata Jadi Opsi Terakhir di Kericuhan Suporter Semarang
Foto ilustrasi.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Polda Jawa Tengah mengklaim pengamanan laga sepakbola PSIS Semarang vs Persis Solo di Stadion Jati Diri, Jumat (17/2), sudah sesuai prosedur.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy mengatakan dalam pertandingan tersebut pihaknya sudah melakukan tiga opsi penyekatan terhadap suporter PSIS Semarang yang mencoba memaksa masuk ke stadion.

Tiga upaya penyekatan itu, kata dia, mulai dari pengerahan personel pengendali massa (Dalmas) hingga tim anti-anarkis dari Brimob ketika ekskalasi kerusuhan makin meningkat.

"Kami sudah melakukan tiga penyekatan. Penyekatan pertama dilakukan di pertigaan Akademi Kepolisian (Akpol) arah masuk Jalan Semeru," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/2).

BACA JUGA : Ketua Komisi X DPR Minta Erick Thohir Selesaikan Persoalan...

Iqbal menjelaskan ketika itu sekitar pukul 15.00 WIB, aparat di lapangan mulai melihat kerumunan kecil suporter dan langsung memberikan imbauan agar kembali pulang mengingat pertandingan digelar tanpa penonton.

Selang lima belas menit dari penyekatan pertama, ia menyebut petugas kembali membuat barisan di depan Alfamart Telaga Bodas, arah Stadion Jatidiri.

"Di lokasi ini, rombongan suporter terus merangsek memaksa menuju arah stadion. Mereka melempari polisi dengan batu dan botol," tuturnya.

Ia menjelaskan pihaknya kemudian kembali melakukan penyekatan ketiga di area luar kawasan Stadion Jatidiri. Dalam penyekatan itu, Iqbal mengaku petugas sudah mengimbau agar massa membubarkan diri.

Menurutnya, negosiasi juga telah dilakukan baik dari kepolisian maupun pihak PSIS. Akan tetapi tetap tidak membuat massa suporter membubarkan diri.

Iqbal menyebut sekitar 1.500 suporter itu kemudian tetap mencoba memasuki stadion sembari melempari petugas dengan batu hingga botol. Akibatnya, kata dia, petugas terpaksa melontarkan gas air mata untuk membubarkan massa.

BACA JUGA : Pidana Tersangka Aksi Ricuh Arema Lebih Berat dari Kasus...

"Penggunaan gas air mata adalah opsi terakhir setelah semua penyekatan tidak mampu membendung massa," jelasnya.

Lebih lanjut, Iqbal menyebut keputusan pertandingan digelar tanpa penonton juga diambil sesuai dari hasil rapat bersama pihak Panitia Penyelenggara.

Ia menjelaskan, pada Selasa (15/2) sebelumnya, Panitia Penyelenggara mengundang seluruh pihak yang terlibat dan menyatakan belum ada yang tiket terjual sebelum ada rekomendasi dari Polrestabes Semarang.

Kepolisian pun mengeluarkan rekomendasi pertandingan digelar tanpa penonton.

"Rekomendasi diambil setelah dilakukan rapat dengan panpel dan yang terkait lainnya, termasuk pertimbangan-pertimbangan lain khususnya faktor keamanan," tutup dia.(lal)