PM Inggris Liz Truss Mundur! Ini Alasannya

Truss didesak mengundurkan diri hanya enam minggu setelah dilantik, menyusul keputusannya membatalkan kebijakan pemotongan pajak, yang menyebabkan kehancuran pasar selama krisis biaya hidup yang sudah parah.

Nov 26, 2022 - 17:03

NUSADAILY.COM – LONDON – Liz Truss mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris.

Truss didesak mengundurkan diri hanya enam minggu setelah dilantik, menyusul keputusannya membatalkan kebijakan pemotongan pajak, yang menyebabkan kehancuran pasar selama krisis biaya hidup yang sudah parah.

Seperti dilansir dari BBC, Kamis (20/10/2022), Truss menyampaikan alasannya mundur lantaran tidak bisa memberikan mandat.

"Saya mengakui... mengingat situasi saya tidak dapat melaksanakan mandat dari Partai Konservatif," katanya.

Truss juga mengatakan dia mulai menjabat saat ketidakstabilan ekonomi yang hebat. Truss mengatakan pada saat itu partainya memberikan mandat untuk menuntaskan permasalahan tersebut.

"Ekonomi pertumbuhan tinggi pajak rendah," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, mengumumkan pengunduran diri pada hari ini, Kamis (20/10), hanya berselang 45 hari setelah ia terpilih.

"Saya tidak bisa meneruskan mandat yang membuat saya dipilih oleh Partai Konservatif," ujar Truss saat mengumumkan pengunduran dirinya.

Namun, Truss menyatakan bahwa ia akan tetap memimpin Inggris hingga penggantinya terpilih. Inggris bakal menggelar pemilihan PM baru pekan depan.

Truss mundur di tengah desakan publik karena berbagai krisis yang masih terus mencekik Inggris setelah ia berkuasa.

Di tengah kisruh tersebut, Truss sempat meminta maaf atas kesalahan kebijakannya yang menyebabkan banyak investor kabur sehingga krisis ekonomi kian buruk di tengah ancaman resesi.

Baru-baru ini, Truss memang menerapkan sejumlah kebijakan ekonomi yang cukup kontroversial bagi para elite Inggris.

Pada 23 September lalu, misalnya, Truss mengumumkan strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan selama beberapa tahun terakhir.

Strategi itu mencakup pemangkasan tarif pajak hingga 45 persen dan meningkatkan pinjaman pemerintah.

Bank Sentral Inggris bahkan harus melakukan intervensi untuk mencegah dana pensiun terseret dalam kekacauan tersebut.

Tak hanya itu, seorang anggota parlemen Partai Konservatif mengungkapkan kebijakan politik Truss menyebabkan banyak kerusakan.(han)