PKB Tanggapi Santai PDIP soal 8 Parpol Tolak Pemilu Hanya 'Hore-hore'

Jazilul menyebut Bambang Pacul tetap sebagai teman meski berbeda pilihan dalam sistem Pemilu. Sehingga menurut Jazilul perbedaan perlu ditanggapi dengan santai

Jan 13, 2023 - 18:39
PKB Tanggapi Santai PDIP soal 8 Parpol Tolak Pemilu Hanya 'Hore-hore'
PKB Tanggapi Santai PDIP soal 8 Parpol Tolak Pemilu Hanya 'Hore-hore'

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengomentari aksi delapan fraksi di DPR yang kembali menyatakan penolakan terhadap sistem pemilu coblos partai sekadar 'hore-hore'. PKB menanggapi santai komentar tersebut.
Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid mengatakan perbedaan pandangan merupakan hal yang wajar terjadi. Menurutnya, meski dalam suasana kompetisi namun politik perlu dilakukan dengan riang.

"Di alam demokrasi berbeda pandangan itu lumrah saja, yang penting tetap saling menghargai. Politik juga mesti riang gembira meskipun dalam suasana kompetisi," ujar Jazilul saat dihubungi, Kamis (12/1/2023).

BACA JUGA : BMKG Prakirakan Cuaca Jabodetabek 13 Januari 2023, Jakarta...

Jazilul menyebut Bambang Pacul tetap sebagai teman meski berbeda pilihan dalam sistem Pemilu. Sehingga menurut Jazilul perbedaan perlu ditanggapi dengan santai.

"Hore-hore kan menyenangkan, ya menikmati kebersamaan. Kita riang gembira saja, Pak Bambang Pacul kan teman kita juga meski beda soal sistem Pemilu terbuka atau tertutup. Jadi santailah," tuturnya.

Diketahui sebelumnya, 8 parpol parlemen menggelar konferensi pers. Mereka kembali menyatakan sikap penolakan pemilu coblos partai.

Konferensi pers itu digelar di lobi Gedung Nusantara III DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1/2023). Konpers itu dihadiri oleh sejumlah pimpinan fraksi yang ada di parlemen yakni Golkar, Gerindra, NasDem, PKB, PPP, PAN, Demokrat, PKS. Kegiatan itu dipimpin Doli.

Bambang Pacul lantas merespons aksi 8 fraksi itu. Diketahui PDIP menjadi satu-satunya fraksi di DPR yang menginginkan sistem proporsional tertutup.
Menurut Pacul, perbedaan pandangan soal sistem pemilu ini setidaknya menciptakan diskursus. "Ini agar paling sedikit ada diskursus mengenai pemilu proporsional terbuka, dan itu artinya, bahasanya Bung Karno, kita tidak blenggem. Kita harus selalu berpikir. Think and rethinking. Terus ditajamkan," ujar dia.

BACA JUGA : Mas Ganjar, Inflasi Jawa Tengah Kok Bisa Lampaui Jakarta...

Pacul menyerahkan gugatan sistem pemilu terbuka di MK kepada para hakim. Soal aksi delapan fraksi yang terus menggaungkan penolakan, Pacul menganggapnya sekadar 'hore-hore'.

"Ini diskursus biasa saja. Soal penolakan monggo. Pengambil keputusan adalah 9 hakim MK. Kalau ini saja hanya untuk hore-hore saja," lanjut dia.(ris)