Pilot Susi Air Mengungkap Syarat Pembebasan dari OPM

Selain itu, OPM meminta dirinya untuk menyampaikan bahwa tak boleh ada pilot asing yang diizinkan bekerja dan terbang di Papua hingga Papua merdeka.

Mar 10, 2023 - 17:03
Pilot Susi Air Mengungkap Syarat Pembebasan dari OPM
Pilot Susi Air Philip Mehrtens masih disandera OPM. (Istimewa)

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Pilot Susi Air Philip Mehrtens yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak bulan lalu membeberkan syarat pembebasan dirinya.

Dalam sebuah video, Mehrtens mengaku OPM meminta dia untuk memberikan beberapa pernyataan, termasuk soal pembebasan.

"OPM akan membebaskan saya setelah Papua merdeka," ungkap Mehrtens dalam video itu, Jumat (10/3).

Selain itu, OPM meminta dirinya untuk menyampaikan bahwa tak boleh ada pilot asing yang diizinkan bekerja dan terbang di Papua hingga Papua merdeka.

BACA JUGA : Polri Perluas Lokasi Pencarian Pilot Susi Air ke Wilayah...

OPM, lanjut Mehrtens, juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi mediator untuk menangani konflik di Papua.

"OPM meminta PBB memediasi antara Papua dan Indonesia bekerja sama untuk kemerdekaan orang-orang Papua," kata pilot Susi Air itu.

Mehrtens menjadi sorotan usai disandera OPM sejak 7 Februari lalu.

Ia dilaporkan menghilang tak lama setelah milisi itu membakar pesawat Susi Air di Nduga, Papua.

Beberapa hari sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan operasi militer tak mungkin ditempuh sebagai jalan pembebasan Mehrtens.

BACA JUGA : OPM Minta PBB Jadi Mediator soal Pembebasan Pilot Susi...

Ia khawatir aksi tersebut bisa membahayakan sandera ataupun masyarakat setempat.

"Kalau kita mau operasi istilahnya [penyerbuan] serentak, itu khawatir penduduk yang akan terkena karena mereka ini bersama-sama dengan penduduk," kata Yudo dalam konferensi pers pada Rabu.

Yudo juga menerangkan operasi penyelamatan itu berbeda dari yang lain karena OPM memindah-mindah Mehrtens dan berbaur dengan masyarakat.

Di sisi lain, pemerintah Selandia Baru juga meminta agar tak ada kekerasan dalam operasi pembebasan warganya dan mengutamakan keselamatan Mehrtens.(lal)