Pesan Kapolri ke Para Perwira: Wujudkan Polri yang Tegas, Humanis, Dekat dan Dicintai Masyarakat!

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi pesan kepada para perwira Polri yang menjadi peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen Polri) yang telah menjalani pendidikan.

Oct 26, 2022 - 21:35
Pesan Kapolri ke Para Perwira: Wujudkan Polri yang Tegas, Humanis, Dekat dan Dicintai Masyarakat!
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di acara Penutupan Pendidikan Sespimti Dikreg ke-31 dan Sespimmen Dikreg ke-62 Tahun 2022 di Lembang, Jabar, Selasa (25/10/2022). (dok. istimewa)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi pesan kepada para perwira Polri yang menjadi peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen Polri) yang telah menjalani pendidikan. Pesan yang disampaikan Sigit adalah jangan takut dan jangan ragu melakukan hal-hal terbaik untuk masyarakat.

"Silakan untuk kemudian rekan-rekan praktikkan bagaimana kemudian rekan-rekan muncul mengaktualisasikan diri sebagai sosok-sosok pimpinan yang betul-betul handal membawa dan memimpin masing-masing satuan kerjanya di wilayah, di mana rekan-rekan nanti ditugaskan," kata Sigit, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (26/10/2022).

"Jangan pernah takut dan ragu untuk terus melakukan hal yang terbaik untuk masyarakat," lanjut Sigit saat menghadiri penutupan pendidikan Sespimti Dikreg ke-31 dan Sespimmen Dikreg ke-62 Tahun 2022 di Lembang, Jawa Barat, Selasa (25/10).

BACA JUGA: Polri Buka Suara soal 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Belum Ditahan: Semua Masih Berproses


Sigit berharap seluruh perwira yang baru saja menyelesaikan pendidikannya ini menjadi pemimpin yang profesional, rajin turun ke lapangan untuk mendengar keluhan dan menyerap aspirasi masyarakat.

"Tentunya saya selalu ingatkan bahwa sebentar lagi rekan-rekan akan kembali bertugas, apa yang kalian dapatkan di sini, tentunya menjadi bekal pada saat rekan-rekan kembali melaksanakan tugas di lapangan. Dan tentunya saat ini tanggung jawab besar akan menjadi bagian yang rekan-rekan harus bisa jalani dengan baik," ujar Sigit.

Jadi Pemimpin yang Merangkul

Sigit menyampaikan agar ilmu yang didapat di masa pendidikan Sespimti dan Sespimen bisa diimplementasikan. Ilmu tersebut, sambung Sigit, menjadi bekal bagi para perwira agar mampu merangkul anggota dan melayani masyarakat.

Menurut Sigit, pemimpin yang bisa merangkul anggota serta melayani publik akan menjadikan Polri sebagai institusi penegak hukum yang dapat dipercaya publik. Sikap pemimpin yang merangkul juga dapat membuat Polri semakin dicintai masyarakat.

"Terus bekerja mewujudkan Polri yang tegas, humanis, dekat dengan masyarakat dan dicintai masyarakat," tutur mantan Kabareskrim Polri itu.

Sigit lalu memaparkan kompetensi yang harus dimiliki para calon pemimpin Polri masa depan yaitu kompetensi teknis, etika dan leadership. Mantan Kapolda Banten ini meyakini tiga kompetensi itu akan menciptakan pemimpin-pemimpin satuan yang menjadi teladan anggotanya serta masyarakat.

Pemimpin yang teladan, masih kata Sigit, membuat anggota Polri terhindar dari segala macam bentuk potensi pelanggaran seperti pungutan liar (pungli), tidak profesional, perilaku buruk, kesewenang-wenangan, hingga perilaku kasar.

Cegah Potensi Pelanggaran Sejak Dini

Sigit mengungkapkan potensi pelanggaran yang dicegah sedari awal diharapkan mampu mengembalikan tingkat kepercayaan publik yang sempat menempatkan Polri menjadi salah satu lembaga negara yang paling dipercaya oleh masyarakat.

"Jadi ini adalah catatan-catatan yang kalau kita semua ingin berubah menjadi baik, maka catatan-catatan ini kemudian harus diperbaiki harus dihilangkan. Sehingga potret rekan-rekan ke depan akan menjadi lebih baik," tutur Sigit.

Sigit menuturkan, untuk meraih lagi kepercayaan publik ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, di antaranya meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan dan menuntaskan tugas.

Kemudian, membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk menjawab tantangan zaman. Lalu, juga mampu memberangus segala bentuk kejahatan yang meresahkan serta menjadi perhatian masyarakat.

Mendekati Masyarakat dengan Konsep Proximity Policing

Lebih dalam, Sigit memaparkan, pentingnya meningkatkan hubungan personel kepolisian dengan masyarakat atau proximity policing. Setiap personel harus mampu melakukan perbaikan instrumental agar mampu menerapkan predictive policing.

Menurut Sigit, strategi lainnya yang tak kalah penting adalah bagaimana menampilkan sosok yang betul-betul dicintai dan diharapkan oleh masyarakat atau procedural justice.

"Jadi bagaimana menekankan perlakuan rekan-rekan terhadap masyarakat secara patut dan adil. Tingkah laku kita, bagaimana kita betul-betul mau mendengarkan keluhan masyarakat, menunjukkan kesungguhan dalam memberikan pelayanan," jelas eks Kapolda Banten itu.

Strategi selanjutnya adalah, kata Sigit, seluruh jajaran Korps Bhayangkara harus lebih transparan, rasional, dan memenuhi logika publik dalam menjalankan tugasnya melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.

"Jadi ini yang harus rekan-rekan lakukan karena dari keempat strategi tersebut, maka yang berkorelasi paling kuat terhadap peningkatan kepercayaan publik adalah procedural justice," kata Sigit.

BACA JUGA: Hindari Pungli, Kapolri Resmi Larang Polisi Tilang Manual!


Ingatkan Arahan Presiden

Di sisi lain, dalam kesempatan tersebut, Sigit juga kembali mengingatkan soal pengarahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera dipahami serta ditindaklanjuti dengan baik dalam penerapannya. Lebih jauh, Sigit juga mengingatkan, para peserta lulusan Sespimti dan Sespimmen untuk terus menyiapkan diri guna menghadapi tantangan dan dinamika global yang penuh ketidakpastian.

Mulai dari krisis global yang berdampak ke Indonesia, konflik antara Rusia dan Ukraina, mengamankan Presidensi G-20, Pemilu 2024, hingga menindak tegas segala bentuk kejahatan-kejahatan konvensional yang dapat meresahkan masyarakat.

"Terhadap peristiwa yang ada saya selalu sampaikan saat ini kita sedang terus diuji, ibarat emas saat ini kita sedang ditempa, dipanaskan, dimurnikan, diayak untuk bisa menjadi emas 24 karat," kata Sigit.

"Pilihannya apakah rekan-rekan masuk menjadi bagian emas yang 24 karat atau rekan-rekan menjadi bagian yang lebur karena ujian yang saat ini sedang terjadi. Jadi saya kira kita semua sepakat bahwa rekan-rekan akan masuk menjadi bagian kelompok yang menjadi emas 24 karat," pungkas Sigit.(eky)