Perlu Perhatian Serius, Jumlah Penderita TBC 2022 di Magetan 871 Terbanyak di Panekan

Trennya TBC di Magetan di tahun 2022 naik 100 persen. Naik dua kali lipat bila dibandingkan dengam tahun 2021. Faktornya ini.

Jan 17, 2023 - 21:06
Perlu Perhatian Serius, Jumlah Penderita TBC 2022 di Magetan 871 Terbanyak di Panekan
Foto : Ilustrasi

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Angka penderita Tuberkolosis (TBC) di Kabupaten Magetan tahun 2022 meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2021. Catat Dinas Kesehatan setempat, penderita TBC 2020 sebanyak 556 penderita. Kemudian pada tahun 2021 turun diangka 447 penderita. Namun pada tahun 2022 justru meningkat 100 persen, diangka 871 penderita. Tracing terbanyak ditemukan pada kecamatan Panekan.

Meningkatnya penderita TBC hingga dua kali lipat tersebut dibenarkan oleh Agus Yudi Purnomo Sub Koordinator Pemcegahan dan Pengendalian Penyakit Menurlar (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.

" Betul trennya meningkat di tahun 2022. Naik dua kali lipat bila dibandingkan dengam tahun 2021. Naiknya penderita TBC dua kali lipat dibandingkan tahun 2021 akibat dampak pandemi. Penderita pada saat pandemi Covid 19 engan berobat ke Puskesmas," terang Agus.

Agus juga menjelaskan jika TBC lebih berbahaya daripada Covid 19. Bila penderita Covid 19 bisa sembuh dengan sendirinya tanpa harus berobat rutin. Sedangkan penyakit TBC tidak, tidak bisa sembuh dengan sendirinya bila tidak diobati secara rutin.

" Penderita TBC harus rajin berobat kepuskesmas, bila tidak ya tidak akan sembuh. Justru dalam jangka panjang akan bertambah parah dan bisa menulari satu keluarga dengan droplet dahaknya," jelasnya.

Ada dua jenis TBC yang cepet sembuh dan lama sembuhnya meski diobati. Yaitu TB biasa dan TB sensitif obat. Bagi pasien yang resisten obat penyembuhannya lebih lama, bisa setahun hingga dua tahun tergantung keparahan dan jenis kumannya.

" Tapi jangan khawatir, intinya TB bisa sembuh asal rajin minum obat. Obatnya di Puskesmas gratis. Pada rumah sakit swasta rumahsakit swasta juga gratis," imbuhnya.

Dari hasil tracing yang dilakukan Dinkes penderita terbanyak berada di Kecamatan Panekan, usia penderitanya hampir semua umur. Karena bila salah satu keluarga terdapat pasien maka sudah pasti menulari satu keluarga tersebut.

" Iya kan TB sangat menular seperti covid, dari droplet dari tempat makan bila mencucinya tidak seteril dalam jangka panjang akan menulari anggota keluarga lainya," paparnya.

Lebih lanjut ditanyakan apakah TBC bisa mempengaruhi pertumbuhan anak dan bisa menyebabkan stanting, Agus tidak menampiknya. Tidak hanya stanting, TB bisa membuat anak meningal dunia bila tidak segera ditangani.

WHO mencatat ada sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke- 13 yang paling banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua paling mematikan di dunia setelah COVID-19.

Indonesia masih berada di urutan ke- 3 negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Data tahun 2019 menunjukkan, ada sekitar 845.000 penderita TBC di tanah air.

Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang juga bisa disembuhkan dan bisa dicegah.

Untuk diketahui, penyebab TBC berasal dari bakteri bernama Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru paru. Kemudian bakteri ini menular ketika seseorang terkena percikan ludah (droplet) saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi.(nto).