Peran Guru pada Pembelajaran Abad 21 Berbantuan AI

Oleh: Ahsan Muafa

Sep 3, 2024 - 09:31
Peran Guru pada Pembelajaran Abad 21 Berbantuan AI

Kemunculan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap pendidikan secara signifikan. AI, dengan kemampuannya dalam mempersonalisasi pembelajaran, menganalisis data, dan memberikan umpan balik instan, menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, di tengah transformasi ini, peran guru justru semakin krusial.

 

Jika AI berperan sebagai alat untuk membantu proses pembelajaran maka guru berperan sebagai arsitek yang merancang pengalaman belajar yang bermakna. Guru harus mampu mengerti setiap siswa, memilih alat AI yang tepat, menggabungkan AI dengan metode pembelajaran tradisional dan mengevaluasi efektivitas.

 

Hal tersebut dianalogikan guru sebagai seorang arsitek yang merancang sebuah bangunan. Sama halnya dengan merancang sebuah bangunan yang kokoh dan fungsional, seorang guru merancang pengalaman belajar yang efektif dan bermakna. Jika AI adalah salah satu bahan bangunan yang canggih, maka guru adalah arsitek yang menentukan tata letak, struktur, dan estetika bangunan tersebut.

 

Sebelum memulai pembangunan, seorang arsitek harus memahami karakteristik tanah, iklim, dan kebutuhan penghuni bangunan tersebut. Memahami gaya belajar, minat, dan tantangan unik setiap siswa adalah fondasi bagi desain pembelajaran yang efektif. Dengan memahami preferensi belajar siswa, guru dapat memilih strategi dan sumber daya yang paling sesuai. Misalnya, siswa yang visual cenderung lebih baik dalam memahami konsep melalui gambar dan video, sedangkan siswa yang kinestetik lebih suka belajar melalui aktivitas fisik.

 

Setelah memahami kebutuhan penghuni, arsitek akan memilih bahan bangunan yang tepat. Memilih alat AI yang tepat adalah langkah krusial dalam merancang pengalaman belajar. Ada banyak sekali alat AI yang tersedia, mulai dari platform pembelajaran adaptif hingga asisten virtual. Guru harus cermat dalam memilih alat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa. Misalnya, untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, guru dapat memilih alat AI yang menyediakan simulasi atau permainan edukatif.

 

Meskipun AI menawarkan banyak manfaat, penting untuk diingat bahwa teknologi bukanlah segalanya. Pembelajaran yang efektif melibatkan interaksi manusia, kolaborasi, dan pengalaman nyata. Guru harus mampu menggabungkan AI dengan metode pembelajaran tradisional untuk menciptakan pengalaman belajar yang holistik. Misalnya, guru dapat menggunakan AI untuk memberikan umpan balik instan pada tugas siswa, namun tetap menyediakan waktu untuk diskusi kelas dan kegiatan kelompok.

 

Setelah bangunan selesai dibangun, arsitek akan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa bangunan tersebut memenuhi standar kualitas dan memenuhi kebutuhan penghuninya. Begitu pula dengan guru. Guru harus secara terus-menerus mengevaluasi dampak penggunaan AI terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menganalisis data kinerja siswa, memberikan survei kepada siswa, atau melakukan wawancara dengan siswa dan orang tua.

Selanjutnya, peran guru dalam era digital juga berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dengan tuntutan abad ke-21. Keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi menjadi fondasi bagi siswa untuk sukses di masa depan yang semakin kompleks.

 

Jika kita analogikan otak sebagai sebuah pisau, maka berpikir kritis adalah ketajamannya. Seorang guru yang baik akan melatih siswa untuk menganalisis informasi dari berbagai sumber, membedakan fakta dari opini, dan mengevaluasi argumen secara logis. Dengan kata lain, guru membantu siswa untuk berpikir secara mandiri, tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang keliru, dan mampu mengambil keputusan yang rasional.

 

Kreativitas adalah kunci untuk menghasilkan ide-ide baru dan solusi yang inovatif. Guru berperan sebagai penyedia nutrisi bagi tumbuh kembang kreativitas siswa. Dengan memberikan ruang yang aman untuk bereksplorasi, guru mendorong siswa untuk berpikir "out of the box", mencoba hal-hal baru, dan tidak takut untuk gagal. Melalui proyek-proyek kreatif, siswa diajak untuk mengembangkan imajinasi, mengekspresikan diri, dan menemukan cara-cara baru untuk memandang dunia.

 

Sedangkan kemampuan bekerja sama dengan orang lain merupakan keterampilan yang sangat penting di dunia yang semakin terhubung. Guru menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dengan membentuk kelompok belajar yang beragam. Dalam kelompok ini, siswa belajar untuk saling menghargai perbedaan, berbagi ide, dan mencapai tujuan bersama. Kolaborasi tidak hanya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, tetapi juga membangun hubungan sosial yang positif.

 

Selanjutnya, komunikasi yang efektif merupakan kunci untuk menyampaikan ide, menjalin hubungan, dan mempengaruhi orang lain. Guru membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Melalui diskusi kelas, presentasi, dan penulisan esai, siswa belajar untuk menyampaikan pikiran mereka dengan jelas, persuasif, dan sesuai dengan konteks. Kemampuan komunikasi yang baik akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan akademik maupun profesional mereka.

 

Oleh sebab itu, peran guru di era AI tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga berperan sebagai desainer pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dengan memahami setiap siswa, memilih alat AI yang tepat, menggabungkan AI dengan metode pembelajaran tradisional, dan mengevaluasi efektivitas, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan.

 

Saat ini, meskipun pembelajaran sudah memanfaatkan kemajuan teknologi digital dan AI, justeru peran guru semakin kompleks. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan abad 21, guru dapat mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan membimbing pemikiran kritis, menumbuhkan kreativitas, memfasilitasi kolaborasi, dan meningkatkan kemampuan komunikasi, guru tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang mandiri, inovatif, dan siap menghadapi dunia. (****)

 

Penulis adalah staf dosen Program Studi Teknik Komputer Fakultas Teknik Universitas Hasyim Latif Sidoarjo. Naskah ini disunting oleh Dr. Dewi Kencanawati, M.Pd, dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nusantara PGRI Kediri dan Dewan Pengurus Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI)