Pemprov DKI Jakarta Tutup Persimpangan Sekitar Pasar Santa Menggunakan Beton

Heru Budi menerangkan penutupan simpang ini untuk sebagai upaya mengatasi macet di Jakarta. Dia mengapresiasi Irjen Karyoto dan jajaran terkait rekayasa lalu lintas itu.

Apr 17, 2023 - 18:26
Pemprov DKI Jakarta Tutup Persimpangan Sekitar Pasar Santa Menggunakan Beton
Trotoar di Simpang Santa dibongkar jadi jalan raya. (Foto: Wildan Noviansah/detikcom)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas di persimpangan sekitar Pasar Santa, Jakarta Selatan dengan menutupnya menggunakan barier beton. Usai penutupan simpang Santa itu, muncul protes lantaran trotoar berubah jadi jalan raya.

Penutupan persimpangan itu disaksikan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi dan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, pada Jumat (14/4) pagi. Penutupan simpang itu menyebabkan kendaraan dari Jalan Wijaya Jaksel tak bisa langsung belok kanan ke Jalan Tendean.

Awal penutupan itu menyebabkan macet. Sebagian pengendara juga berupaya menerobos barier berwarna oranye penutup simpang Santa tersebut.

Heru Budi menerangkan penutupan simpang ini untuk sebagai upaya mengatasi macet di Jakarta. Dia mengapresiasi Irjen Karyoto dan jajaran terkait rekayasa lalu lintas itu.

BACA JUGA : Kontainer Tabrak Beton Pembatas Jalur, Kecelakaan Terjadi...

"Pasti yang tadinya dari Wijaya masuk ke Kapten Tendean agak kurang nyaman karena nambah rute. Tetapi ketika kita hitung waktu lampu merahnya mereka bertahan itu lebih lama dibanding mereka muter. Saya rasa itu. Mudah-mudahan semua masyarakat mendukung," ucap Heru.

Persimpangan Ditutup Barier Beton

Dua hari berselang, persimpangan dekat Pasar Santa dipasang barier beton. Pembatas jalan beton dipasang memanjang di persimpangan hingga pos polisi. Pengendara dari Jalan Wijaya I sudah tidak bisa lagi menerobos belok langsung ke arah Jalan Kapten Tendean.

Pengendara harus belok kiri menuju Jalan Wolter Monginsidi arah Jalan Gunawarman. Kendaraan kemudian berputar hingga Jalan Senopati sebelum masuk ke Jalan Suryo, lalu belok kiri menuju Jalan Kapten Tendean.

Begitupun pengendara dari arah Tendean sekarang sudah tidak bisa memutarbalikkan kendaraannya di persimpangan tersebut. Para pengendara lurus ke Jalan arah Jalan Gunawarman.

Koalisi Sipil Ungkap Trotoar Diubah Jadi Jalan Raya

Penutupan persimpangan dekat Pasar Santa jadi sorotan koalisi sipil. Sejumlah organisasi mulai dari Greenpeace, Koalisi Pejalan Kaki, komunitas Bike To Work atau B2W Indonesia, Road Safety Association, FDTJ (Forum Diskusi Transportasi Jakarta) dan KPBB (Komisi Penghapusan Bensin Bertimbel) mengktirik penutupan simpang Santa berimbas pada trotar yang dibongkar jadi jalan raya.

Pantauan di lokasi, Minggu (16/4/2023), masih telihat bekas trotoar yang kini berubah jadi jalan raya. Jalur sepeda pada trotoar itu juga terkena imbas. Koalisi sipil pun menggelar aksi tabur bunga.

"Pengembangan lajur sepeda di Jakarta adalah yang paling progresif di dunia saat ini, jadi seharusnya dipertahankan dan diperluas secara masif di seluruh wilayah kota. Apapun yang dilakukan DKI Jakarta akan menjadi benchmark bagi kota-kota lain tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Lajur sepeda selain sebagai penanda kemajuan peradaban kota, juga sangat efektif mengendalikan kemacetan dan emisi kendaraan," kata Ketua Umum B2W Indonesia, Fahmi Saimima dalam keterangannya, Minggu (16/4/2023).

Sementara itu, ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfres Sitorus menilai penutupan persimpangan dengan mengorbankan trotoar merupakan kemunduran. Menurutnya, trotoar yang sudah dikembangkan Pemprov DKI dikembangkan.

"Apa yang sudah dikembangkan oleh Pemerintah DKI Jakarta, hendaknya dipertahankan dan jangan set back agar masyarakat terfasilitasi dengan baik untuk memanfaatkan non-motorized mobility terutama berjalan kaki. Penghancuran trotoar menjadi jalan raya, jelas langkah set back," ujarnya, dilansir dari detik.com

Selain itu, Bondan Andriyanu dari Greenpeace menyebut regulasi itu bertentangan dengan Putusan PN Jakarta Pusat di mana adanya gugatan Warga Negara yang dikabulkan terkait pencemaran udara Jakarta. Pembongkaran trotoar, menurut Bondan, membuat alokasi dana yang digunakan untuk pembangunan fasilitas di sana terbuang sia-sia.

"Penghilangan lajur sepeda dan fasilitas pejalan kaki di Jalan Santa ini bertentangan dengan amanat putusan PN Jakarta Pusat yang mengabulkan gugatan Warga Negara atas pencemaran udara Jakarta. Seharusnya fasilitas NMT ini diperluas dalam rangka merealisasikan peningkatan kualitas udara sebagai mana amanat putusan PN Jakarta Pusat," jelasnya. Dishub DKI Buka Suara soal Trotoar Jadi Jalan Raya

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menjelaskan alasan membongkar trotoar dan jalur sepeda di Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi-Jalan Suryo, atau Simpang Santa, Jakarta Selatan (Jaksel). Kadishub DKI Syafrin Liputo mengatakan penataan itu untuk mengurai macet.

"Penataan tersebut dilakukan agar distribusi kendaraan dapat berjalan lebih baik, seiring dengan semakin tingginya kemacetan di area tersebut," kata Syafrin, seperti dilansir dari Antara.

Syafrin menilai, setelah PPKM dicabut, aktivitas warga lebih banyak di luar rumah. Sehingga, lanjut dia, Pemprov DKI melakukan langkah cepat untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan di Jakarta.

Setelah melalui kajian bersama Satlantas Polda Metro Jaya, diputuskan untuk membuka ruas jalan yang tidak dipakai untuk kendaraan melintas atau jalan idle sebagai akses kendaraan.

Dinas Bina Marga (DBM) DKI kemudian melakukan penyesuaian pada trotoar dengan melakukan pemasangan ramp yang menyesuaikan kemiringan trotoar dan diaspal sehingga jalan idle dapat dilintasi kendaraan.

Syafrin menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta terus memantau kondisi lalu lintas di Simpang Santa untuk kemudian dikaji lebih lanjut. Dishub DKI Jakarta juga telah menurunkan sejumlah personel untuk mengawasi pergerakan lalu lintas di persimpangan Santa usai ditata.

Soal aksi tabur bunga dari koalisi sipil, Dishub DKI telah melakukan pertemuan dengan beberapa komunitas seperti Koalisi Pejalan Kaki, Bike to Work, Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Road Safety Asociation, dan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) di Simpang Santa.

Dalam pertemuan tersebut, Dishub DKI memberikan penjelasan terkait pembongkaran trotoar jadi jalan raya. Syafrin mengatakan akan dilaksanakan penataan kembali terhadap fasilitas pejalan kaki dan pesepeda di kawasan tersebut.

"Kami akan membuat desain penataan fasilitas pejalan kaki dan pesepeda dengan melibatkan komunitas, sebelum dilaksanakan penyediaan fasilitasnya. Sehingga bagi pejalan kaki dan pesepeda yang akan menyeberang tetap memenuhi prinsip pergerakan yang selamat, aman, nyaman, dan menerus," jelas Syafrin. (ros)