Pemimpin ISIS Lakukan Bom Bunuh Diri Setelah Terkepung

Pemimpin ISIS Abu Hussein al-Qurashi tewas setelah meledakkan rompi bunuh dirinya selama serangan pasukan khusus Turki di barat laut Suriah pada Sabtu, (29/4/2023) setelah menolak untuk menyerah, kata seorang pejabat senior keamanan Turki. Kematian Al-Qurashi mengakhiri masa kepemimpinannya di kelompok teroris itu, yang hanya berlangsung selama enam bulan.

May 3, 2023 - 17:36
Pemimpin ISIS Lakukan Bom Bunuh Diri Setelah Terkepung
Gambar dari rumah yang rusak oleh gempa bumi dimana intelijen Turki mengklaim telah menewaskan Pimpinan ISIS Abu Hussein Al Qurashi di Jindaris, Suriah, 1 Mei 2023. (Foto: TRT Haber via Reuters)

NUSADAILY.COM - ANKARA - Pemimpin ISIS Abu Hussein al-Qurashi tewas setelah meledakkan rompi bunuh dirinya selama serangan pasukan khusus Turki di barat laut Suriah pada Sabtu, (29/4/2023) setelah menolak untuk menyerah, kata seorang pejabat senior keamanan Turki. Kematian Al-Qurashi mengakhiri masa kepemimpinannya di kelompok teroris itu, yang hanya berlangsung selama enam bulan.

Qurashi menjadi pemimpin ISIS ketiga yang tewas dengan meledakkan rompi bunuh diri selama serangan sejak 2019. Qurashi meninggalkan organisasi yang pernah memerintah jutaan orang melalui kendalinya atas sepertiga Irak dan Suriah, tetapi sekarang telah dipaksa bersembunyi.

Serangan empat jam, yang dipimpin oleh Organisasi Intelijen Nasional Turki (MIT), melihat pasukan khusus menerobos pagar pembatas, pintu belakang dan dinding tempat persembunyian Qurashi di sebuah bangunan dua lantai di dekat kota Jandaris, kata pejabat keamanan itu.

Dua sumber keamanan Suriah mengatakan kelompok bersenjata Suriah yang didukung Turki menetapkan garis pertahanan di sekitar daerah itu sementara pasukan khusus Turki, yang menurut satu sumber sebelumnya memasuki Suriah dengan kendaraan lapis baja, menggerebek rumah tersebut.

MIT menolak berkomentar untuk laporan ini. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pada Minggu, (30/4/2023) bahwa Qurashi "dilumpuhkan" sebagai bagian dari operasi pasukan intelijen.

Gambar dari situs yang diberikan oleh petugas keamanan menunjukkan sebuah bangunan beratap merah dengan sebagian besar dinding di lantai dasarnya pecah.

Puing-puing logam dan cinderblock berserakan di teras beraspal dengan air mancur kecil, dan di tanah merah bata di ladang terdekat yang ditanami pohon zaitun.

MIT, yang menurut sumber Turki telah mengikuti Qurashi sejak lama, melakukan operasi rahasia setelah memutuskan dia akan segera pindah, kata pejabat itu, menambahkan bahwa Qurashi meledakkan rompi bunuh diri ketika dia menyadari dia akan ditangkap.

Ada seruan agar Qurashi menyerah tapi tidak ada tanggapan, kata sumber itu sebagaimana dilansir Reuters.

Seperti pendahulunya, Qurashi tidak pernah berpidato di depan umum, penanda seberapa jauh jangkauan kelompok itu telah jatuh sejak mantan pemimpin Abu Bakr al-Baghdadi naik ke mimbar sebuah masjid yang ramai di Irak pada 2014 untuk mendeklarasikan kekhalifahan gadungannya.

Qurashi adalah yang terbaru dari serangkaian anggota senior ISIS yang ditangkap atau dibunuh di barat laut Suriah, sepotong wilayah yang dikuasai oleh milisi saingan, termasuk kelompok bersenjata garis keras dan faksi jihadis yang didukung oleh Turki.

Daerah tersebut telah menjadi tempat berlindung ISIS yang paling signifikan di wilayah tersebut setelah kelompok itu dikalahkan secara teritorial di Irak pada 2017 dan Suriah pada 2019.

Dengan kepergian Qurashi, para analis memperkirakan ISIS pada akhirnya akan mengumumkan pemimpin baru.

Dia akan menjadi yang keempat dalam beberapa tahun, memimpin sebuah kelompok yang telah mengalami penurunan aktivitas yang signifikan di seluruh wilayah operasinya, terutama Timur Tengah dan Afrika.

Pejabat intelijen Irak mengatakan pemimpin baru ISIS kemungkinan besar adalah orang Irak, seperti pendahulunya, tetapi hanya ada segelintir pemimpin tersisa yang memenuhi syarat untuk mengambil alih peran tersebut, tiga di antaranya diketahui oleh intelijen Irak.

ISIS belum mengkonfirmasi atau mengomentari pembunuhan pemimpinnya.

Militan ISIS terus mengobarkan serangan pemberontak dan sebuah laporan PBB yang diterbitkan pada Februari mengatakan ISIS diperkirakan memiliki 5.000 hingga 7.000 anggota dan pendukung yang tersebar antara Suriah dan Irak, kira-kira setengah dari mereka adalah pejuang.

(roi)