Pemerintahan Thailand Turun Tangan, Tanggapi Tingkat Polusi Udara Meningkat

Tingkat polusi udara yang tinggi di kota Chiang Mai di utara Thailand dan provinsi sekitarnya membuat turis menjauh dan mengkhawatirkan penduduk setempat.

Apr 11, 2023 - 22:16
Pemerintahan Thailand Turun Tangan, Tanggapi Tingkat Polusi Udara Meningkat
Polusi udara yang buruk di Thailand jadi isu pariwisata (Foto: AFP)

NUSADAILY.COM - THAILAND - Tingkat polusi udara yang tinggi di kota Chiang Mai di utara Thailand dan provinsi sekitarnya membuat turis menjauh dan mengkhawatirkan penduduk setempat.

Pemerintah pun langsung turun tangan dan mendesak warga untuk menghindari kegiatan di luar ruangan.

Selama beberapa minggu bulan lalu, kota ini berada di puncak bagan global platform informasi kualitas udara IQAir tentang kualitas udara yang buruk, mengungguli Lahore, Pakistan, dan New Delhi, India.

Presiden Asosiasi Hotel Thailand Bagian Utara Phunut Thanalaopanich mengatakan kepada Reuters pada Senin (10/4/2023) bahwa Chiang Mai, yang terkenal dengan pemandangan pegunungannya yang indah, kuil-kuil, dan kafe-kafenya yang apik, menerima 10,8 juta pengunjung pada pra-pandemi 2019, tetapi pemesanan hotel di kota itu turun menjadi 45%.

Angka itu jauh dari 80% hingga 90% yang diharapkan menjelang liburan Tahun Baru Thailand minggu ini, yang dikenal sebagai Songkran.

“Itu (telah) memengaruhi bisnis saya… orang tidak datang, (mereka) tidak dapat melihat pemandangan,” kata Sunat Insao, 53, yang menjual jus jeruk.

Menyikapi memburuknya kualitas udara di wilayah utara, kementerian kesehatan Thailand mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan memakai masker yang dapat menyaring partikel.

Chang Mai, kota terbesar ketiga di Thailand, mencapai peringkat 289 pada indeks kualitas udara (AQI) IQAir pada Maret lalu, yang mengukur tingkat partikel halus yang dapat dihirup di udara.

Pada Senin (10/4/2023), angka ini turun menjadi 171, tetapi masih 19 kali lipat dari tingkat yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Anda dapat merasakan (debu) di wajah Anda… Saya membersihkan wajah saya, saya melihat pembalut dan saya seperti, 'ini benar-benar kotor,'” kata Fernanda Gonzalez, 27, yang berkunjung dari Meksiko.

Pihak berwenang menyalahkan kombinasi kebakaran hutan dan pembakaran tanaman di Thailand dan negara-negara tetangganya.

Perdana Menteri (pm) Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan pekan lalu dia berkoordinasi dengan Laos dan Myanmar untuk mengurangi titik panas di daerah perbatasan untuk mengekang kabut asap lintas batas.

Warga Chiang Mai Pathsharasakon Po, 36, mengatakan dia khawatir dengan alergi, atau bahkan kanker.

“Semakin buruk dari tahun ke tahun,” terangnya.

(roi)