Pemda DIY Khawatir Kasus Penganiayaan di Titik Nol Kilometer Coreng Citra Pariwisata
Aji mengatakan peristiwa ini selain menjadi kekhawatiran pada keamanan masyarakat, juga menjadi ancaman tersendiri bagi pariwisata di DIY. Menurutnya, jika keamanan tidak terjamin maka pariwisata pun akan kehilangan daya tariknya. Ujung-ujungnya berimbas ke banyak sektor termasuk ekonomi.
NUSADAILY.COM - JAKARTA - Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan kekhawatiran kasus dugaan penganiayaan di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta bakal mencoreng citra pariwisata wilayahnya.
Aji mengatakan peristiwa ini selain menjadi kekhawatiran pada keamanan masyarakat, juga menjadi ancaman tersendiri bagi pariwisata di DIY. Menurutnya, jika keamanan tidak terjamin maka pariwisata pun akan kehilangan daya tariknya. Ujung-ujungnya berimbas ke banyak sektor termasuk ekonomi.
"Sudah jelas pemberatnya di situ keamanan dan pariwisata. Ini kan menyangkut ekonomi masyarakat, nama baik Yogyakarta," kata Aji, Jumat (10/2).
Aji menyambut gembira perihal tertangkapnya keenam pelaku yang aksinya sempat viral di media sosial tersebut. Dia berharap mereka bisa segera diberikan hukuman setimpal dengan kesalahannya.
BACA JUGA : Pembacokan di Titik Nol Yogyakarta Dipicu Atraksi Motor...
"Itu sebetulnya ada pemberatnya, melakukan kekerasan, usia masih muda dan tempatnya juga di pusat destinasi wisata Yogyakarta. Banyak merugikan masyarakat, jadi kita serahkan saja proses hukum di tangan kepolisian agar segera dapat efek jera. Bukan hanya kepada orang yang bersangkutan tetapi kepada orang lain juga," pungkas Aji.
Adapun keenam pelaku yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka itu antara lain, GN (17), NK (20), FN (28), YG (33), LT (23), dan TR (27). Semuanya merupakan warga Kota Yogyakarta. Mereka berhasil ditangkap usai sempat kabur ke Jakarta dan Jawa Barat dua hari setelah aksi mereka di Nol Kilometer pada Selasa (7/2) dini hari.
Polisi menyebut peristiwa bermula ketika GN merasa tersinggung usai korban berinisial RZ, mahasiswa asal NTB bersama rekan-rekannya melakukan 'atraksi' motor saat melintas di kawasan Malioboro, Selasa dini hari.
"Lewat suatu tempat di wilayah Malioboro, mereka memang bleyer-bleyer (memainkan gas) motor di situ, sambil jumping-jumping motor," kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Saiful Anwar di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (10/2).
BACA JUGA : Pelaku Pembacokan di Titik Nol Yogyakarta Berhasil Ditangkap...
Singkat cerita, GN mengadu ke pelaku lain usai dirinya terdesak setelah berkelahi dengan korban di Titik Nol Kilometer. GN dan pelaku lain kemudian kembali ke lokasi dengan membawa senjata, termasuk tongkat besi dan celurit.
Setelahnya, aksi penganiayaan pun terjadi dan viral di media sosial. Beruntung, korban luput dari luka fatal setelah sabetan celurit salah seorang pelaku hanya sedikit menggores tubuh dan helmnya.
"Peran (pelaku) ada yang memukul, menendang, mengayunkan senjata tajam, besi yang dipakai untuk memukul korban," urai kapolresta sembari menyampaikan dugaan bahwa para pelaku melakukan aksinya di bawah pengaruh minuman keras (miras).
Atas perbuatannya, polisi mengenakan Pasal 170 KUHP terhadap para tersangka. Ancaman hukumannya pidana penjara paling lama 7 tahun.(lal)