Pembiayaan Disokong Masyarakat, Pembangunan Kereta Gantung Kota Batu Ditarget Tahun Depan

Pembangunan kereta gantung ditopang anggaran yang bersumber dari pihak swasta. Among Tani Foundation (ATF), selaku pihak swasta yang menjadi inisiator pembagunan kereta gantung sepanjang 1 kilometer. ATF pun telah menjalin nota kesepahaman dengan perusahaan Austria, Doppelmayr Geraventa Group. Dalam proyek ini, perusahaan asal Austria itu berperan dari sisi teknis pembangunan kereta gantung

Nov 26, 2022 - 17:31

NUSADAILY.COM–KOTA BATU– Miracle in The Town, semangat itu diusung untuk merealisasikan proyek kereta gantung di Kota Batu. Sebagaimana diketahui wacana pembangunan kereta gantung mencuat sejak masa Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko. Namun untuk merealisasikan terganjal sejumlah regulasi.

Pembangunan kereta gantung ditopang anggaran yang bersumber dari pihak swasta. Among Tani Foundation (ATF), selaku pihak swasta yang menjadi inisiator pembagunan kereta gantung sepanjang 1 kilometer. ATF pun telah menjalin nota kesepahaman dengan perusahaan Austria, Doppelmayr Geraventa Group. Dalam proyek ini, perusahaan asal Austria itu berperan dari sisi teknis pembangunan kereta gantung.

Ketua Yayasan ATF, Nurbani Yusuf menuturkan, ATF menjadi pihak penghubung keinginan masyarakat dan pengusaha. Sehingga cita-cita yang digagas Wali Kota Batu sebelumnya, Eddy Rumpoko segera terwujud. Sejalan dengan itu, kehadiran kereta gantung dapat memacu kesejahteraan warga Kota Batu. Mengingat dalam pendanaanya melibatkan investasi masyarakat dengan porsi 40 persen. Selebihnya sebesar 60 persen disuntik investasi pihak ketiga yakni PT Among Tani Indonesia (ATI).

''Pembangunan tidak pakai APBD. Kami berpihak pada masyarakat agar merasakan manfaat proyek kereta gantung.  Kami akan kawal terus, agar tidak dikuasai satu dua orang. Harus humanis, bukan kapitalis," tegasnya. 

Nurbani mengungkapkan, konsep kereta gantung yang diusung ATF merupakan suatu yang baru dan pertama di Indonesia. Mengusung konsep wisata, bukan urban. Pendanaannya juga murni dari pihak swasta, mengandalkan swadaya masyarakat lewat koperasi yang telah dibentuk. Dia mengakui, dengan sistem pendanaan tersebut, memang konsekuensinya akan lebih lama dan rumit. Berbeda jika mengandalkan investor, ketika ada investor masuk, maka pembangunan terealisasi. 

"Sebenarnya bisa saja untuk mendatangkan investor. Namun bukan seperti itu konsepnya. Karena hasilnya nanti tidak memasyarakat, namun kapitalis. Bila sudah terealisasi, ini sangat luar biasa. Target market cable car ini bukan hanya wisatawan domestik saja. Namun juga akan masuk ke wisatawan internasional," papar dia.

Megaproyek itu masuk dalam proyek strategis nasional yang secara regulasi dituangkan dalam Perpres nomor 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di Jawa Timur. Meski begitu, pembiayaannya ditopang dari sumber swasta. Targetnya, kereta gantung di Kota Batu pada tahun 2024 mendatang sudah dapat beroperasi. Estimasi kebutuhan nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut sekitar Rp 100 miliar. 

Pembangunan rute sepanjang 1 kilometer masih sebuah permulaan. Selanjutnya, tak menutup kemungkinan lintasannya bakal diperpanjang. Pada tahap awal, Rest Area Jalibar di Desa Oro-oro Ombo dipilih sebagai lokasi stasiun utama. Dari situ, kereta gantung akan melintas melewati kawasan Perhutani menuju wana wisata Coban Rais.

Nantinya, wisatawan yang menaiki kereta gantung akan disuguhkan pemandangan pegunungan. Perlu diketahui, wilayah Kota Batu memiliki julukan De Kleine Switzerland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa, dengan topografi berada di ketinggian antara 700 hingga 2.000 meter dan suhu udara mencapai 11 - 19 derajat celsius.

Perwakilan Austria Doppelmayr, Hans Jost mengatakan, jika pihaknya tak merasa kesulitan membangun cable car di Kota Batu. Meski lokasinya berada di kawasan pegunungan. "Untuk melakukan pembangunan kami tak merasa kesulitan. Sebab kami sudah sangat berpengalaman," katanya. 

Komisaris Utama PT Among Tani Indonesia, Tomy B Satria mengatakan, pembangunan kereta gantung ditargetkan mulai awal Januari 2023. Sebelumnya, pihaknya menargetkan pembangunan dimulai pada Agustus 2022 lalu, tetapi ada beberapa hal proses administrasi yang masih perlu diselesaikan. 

"Topografi sudah selesai, tapi kami masih menyelesaikan terkait AMDAL dan lainnya, kami masih koordinasi dengan Perhutani, karena lahannya yang digunakan dari Perhutani dan tanah kas desa, targetnya selesai tahun ini, kemudian Januari 2023 ground breaking," kata Tomy.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyampaikan bahwa Pemkot Batu sangat mendukung adanya pembangunan kereta gantung. Diharapkan, adanya transportasi untuk pendukung pariwisata itu dapat mendukung beberapa tujuan. Seperti meningkatkan jumlah wisatawan, membuka lapangan pekerjaan, pemberdayaan UMKM, menjadi daya tarik wisata dunia dan lainnya.

"Cable car semoga bisa menjadi kebanggaan dan penopang perekonomian rakyat," katanya. (oer/wan)