Partai NasDem Menyerahkan Sosok Cawapres Kepada Anies Baswedan

NasDem tak menampik nama Mahfud kini melambung, selain adanya jabatan di pemerintah, Mahfud juga menangani sejumlah isu besar. Hal itu, menurut Charles dapat menguntungkan nama Mahfud

Apr 11, 2023 - 18:43
Partai NasDem Menyerahkan Sosok Cawapres Kepada Anies Baswedan
Home Berita Jabodetabek Internasional detikX Kolom Blak Blakan Pro Kontra Infografis Foto Video Indeks Adsmart Terpopuler Hoax or Not Suara Pembaca Pemilu 2024 The Matchmaker ADVERTISEMENT

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Partai Nasdem yang mengusung Anies menyerahkan sepenuhnya nama cawapres pendamping kepada Anies.
"Secara prinsip kami di Koalisi Perubahan termasuk Partai NasDem untuk menyerahkan sosok cawapres kepada Bapak Anies Baswedan," kata Ketua DPP Partai NasDem Bidang Media Komunikasi Publik Charles Meikyansah kepada wartawan, Selasa (10/4/2023).

NasDem tak menampik nama Mahfud kini melambung, selain adanya jabatan di pemerintah, Mahfud juga menangani sejumlah isu besar. Hal itu, menurut Charles dapat menguntungkan nama Mahfud.

BACA JUGA : DTKJ Usulkan Kenaikan Tarif Bus TransJakarta Saat Jam Sibuk,...

"Pak Mahfud MD adalah salah satu tokoh nasional yang punya integritas dan kredibilitas dan tercatat jejak karirnya selama ini. Hari ini, Pak Mahfud banyak menjadi sorotan terkait beberapa isu yang sedang berkembang. Secara elektoral kondisi ini mungkin dapat menguntungkan bagi Pak Mafud," ucapnya.

Di sisi lain, menurut Charles, Anies dan Mahfud juga memiliki hubungan yang baik. Keduanya, sama-sama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam atau KAHMI, sehingga tak bisa dinafikan.

"Pak Mahfud juga punya hubungan yang baik dengan Pak Anies, terutama sebagai sesama tokoh nasional KAHMI, tentu ini tidak bisa dinafikan," ucapnya.dilansir dari detik.com

Tapi, Charles menegaskan bahwa cawapres ditentukan oleh pilihan Anies sendiri. Sebab, di dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies diberi ruang untuk menentukan nama cawapres.

BACA JUGA : Polisi Menyelidiki Aksi Pria Ganti Barcode QRIS Kotak Amal...

"Namun kami tetap berpegang pada prinsip dan konsensus yang telah dibangun sejak awal soal pencalonan Pak Anies dan kandidat cawapres. Maka pada akhirnya nanti Pak Anies akan memilih pasangannya yang paling ideal dan terbaik untuk kepentingan bangsa," imbuhnya.

Didik J Rachbini sebelumnya merespons pandangan budayawan sekaligus pengamat politik Eros Djarot yang bicara potensi Mahfud Md jadi cawapres di 2024. Didik sepakat soal Mahfud bisa menjadi kuda hitam cawapres 2024.

"Mahfud Md adalah tokoh yang sudah makan asam garam di dunia politik sejak awal reformasi bersama Gus Dur.Pengalaman di dalam pemerintahan adalah modal sangat penting untuk mengerjakan pekerjaan untuk rakyat secara efektif. Mahfud Md memiliki pengalaman tersebut," kata Didik dalam keterangannya, Senin (10/3).

Apalagi, menurut Didik, kesempatan pernah hampir datang ke Mahfud di Pilpres 2019. Mahfud disebut mendapat restu dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, namun sayangnya berubah di menit-menit terakhir karena lobi-lobi politik.

"Terakhir Mahfud Md adalah bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2019, yang didukung Ketua Umum PDIP. Sudah siap dengan seragam putih, tetapi takdir masih belum berpihak kepadanya. Hanya dalam beberapa menit terakhir Mahfud Md digantikan oleh Ma'ruf Amin karena lobi-lobi partai yang alot dan tepedo dari partainya sendiri," ujar Rektor Universitas Paramadina ini.

Terkait Eros yang mengusulkan Mahfud menjadi cawapres Ganjar Pranowo, Didik menilai hal itu sah-sah saja. Alasan yang diungkap Eros pun, kata Didik, terbilang masuk akal.

Namun menurut Didik, usulan duet Ganjar-Mahfud tidaklah mudah dan sulit ditebak. Sebab, lobi-lobi partai politik yang kuat memutuskan capres dan cawapres.

"Jadi nama Mahfud mengemuka kembali akhir-akhir ini. Tetapi usulan seperti ini tidak mudah karena lobi partai sulit ditebak untuk calon wakil presiden, bahkan untuk calon presiden sekalipun. Usulan ini terlalu awal dan bahkan terlalu cair, tetapi demokrasi boleh siapa pun mengusulkan nama siapa pun, apalagi yang mengusulkan adalah tokoh seperti Eros," ucapnya.


Meski begitu, Didik menyebut pembicaraan soal usulan-usulan nama tokoh baik pandangan pribadi ataupun survei tetap diperlukan guna menyeleksi tokoh-tokoh bangsa yang berpotensi. Dia berharap tidak ada lagi keputusan last minute.

"Namun, dinamika politik sangat tidak pasti, bahkan rumit. Perbincangan awal, survei, dan usulan-usulan adalah cara terbaik untuk melakukan seleksi tokoh bangsa yang bisa dipertanggungjawabkan. Jangan lagi ada calon presiden dan wakil presiden jadi-jadian last minutes," ujarnya.

Didik lantas mengusulkan pasangan lain yakni Anies-Mahfud untuk menjadi alternatif lain. Menurutnya, Anies-Mahfud dapat menjadi garda terdepan memberantas korupsi.

"Jika masuk ranah PDIP tidak mudah Mahfud pun bisa menjadi alternatif sebagai pendamping Anies dengan alasan yang sama, yakni antikorupsi. Keduanya alternatif pasangan Anies-Mahfud merupakan mesin double gardan untuk memberantas korupsi yang mendarah daging di negeri ini," ujarnya.(ris)