Pandemi Jadi Endemi, BPJS Kesehatan Akan Tanggung Biaya Pasien COVID Mulai 2023

Kelak status pandemi COVID-19 di Indonesia telah dicabut dan berganti menjadi endemi, pasien COVID-19 akan ditanggung biaya perawatannya oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Nov 26, 2022 - 16:58

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menyinggung, akhir pandemi sudah di depan mata. Terkait hal itu Presiden RI Joko Widodo menyinggung pandemi COVID-19 akan berakhir sebentar lagi.

Beredar informasi, kelak status pandemi COVID-19 di Indonesia telah dicabut dan berganti menjadi endemi, pasien COVID-19 akan ditanggung biaya perawatannya oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

BACA JUGA : Satgas Jelaskan Alasan Pemerintah Belum Cabut PPKM: Dosis Booster Rendah

Dilansir dari detik.com, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof Guhfron Mukti, menjelaskan BPJS baru akan menanggung biaya perawatan pasien COVID-19 jika status pandemi COVID-19 di Indonesia sudah dicabut dan berganti menjadi endemi. Namun, perubahan status tersebut ada di tangan WHO.

Kemudian, penanggungan pasien COVID-19 oleh BPJS rencananya akan dimulai tahun depan. Kini, pihaknya tengah dalam persiapan.

"Kami dalam proses memasukkan, nanti mereka tentukan COVID-19 endemi, BPJS kami harap untuk siap di tahun 2023. Tiga bulan lagi tidak sampai kan sudah 2023. Itu sudah kita persiapkan," ujar Prof Ghufron dalam media workshop BPJS Kesehatan 2022 di RSUD Bali Mandara, Bali, Rabu (12/10/2022).

BACA JUGA : PPKM Akan Disetop Jika Status Darurat Covid-19 di Indonesia Dicabut

Bagaimana jika Status Pandemi COVID-19 Tak Kunjung Dicabut?

Mengingat penanggungan biaya COVID-19 oleh BPJS baru akan dimulai jika status pandemi telah berganti menjadi endemi, Prof Ghufron menegaskan, biaya COVID-19 masih akan terus ditanggung oleh pemerintah selama Indonesia masih dalam status pandemi COVID-19.

"Kalau pandemi terus ya tidak (pasien COVID-19 ditanggung BPJS), (ditanggungnya oleh) pemerintah. Tetapi saya yakin, pemerintah lumayan cepat untuk endemi," pungkas Prof Ghufron. (ros)