PA 212 Berencana Gelar Aksi Depan Istana Desember

Diketahui, PA 212 yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) menggelar aksi Reuni 411 di kawasan Patung Kuda Arjunawiwaha, Jakarta Pusat pada Jumat (4/11) kemarin.

Nov 6, 2022 - 01:34
PA 212 Berencana Gelar Aksi Depan Istana Desember

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Sekretaris Dewan Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan pihaknya berencana menggelar Reuni Aksi 212 di depan Istana Negara Jakarta pada Jumat (2/12).

"Insyaallah, Reuni Aksi 212 di depan Istana Negara Jakarta," kata Slamet, Sabtu (5/11).

Slamet mengatakan Reuni Aksi 212 nantinya tetap membawa tuntutan seperti Reuni Aksi 411 kemarin dengan mendesak Presiden Jokowi untuk mundur. Sebab, Jokowi dinilai gagal dalam menjalankan pemerintahan.

Diketahui, PA 212 yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) menggelar aksi Reuni 411 di kawasan Patung Kuda Arjunawiwaha, Jakarta Pusat pada Jumat (4/11) kemarin.

Salah satu tuntutannya adalah meminta Jokowi mundur. "Tuntutannya [Reuni Aksi 212] mundur lah Jokowi," kata Slamet.

Sebelumnya, aksi demonstrasi bertajuk Aksi 212 awalnya digelar pada 2 Desember 2016 silam. Saat itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok didemo terkait dengan pernyataannya soal Alquran surat Al-Maidah Ayat 51.

Respons PBNU
Terpisah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau seluruh pihak menghentikan upaya memperalat agama untuk kepentingan politik sesaat.

Pernyataan ini disampaikan Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan menyikapi aksi 411 dan rencana aksi reuni 212 yang akan berlangsung bulan depan.

"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, stop politik identitas," kata Rahmat dalam keterangannya, Sabtu (5/11).

Rahmat beranggapan politik identitas merupakan bentuk pembodohan terhadap masyarakat. Sebab, lanjut dia, merawat dendam hanya membuat bangsa Indonesia akan kehilangan energi positifnya.

"Kita perlu persatuan, kebersamaan akan membuat kita kuat sebagai bangsa," ucap Rahmat.

Aksi itu dimotori oleh GNPF MUI bersama FPI dan ormas Islam lainnya. Aksi ini rata-rata diikuti ratusan ribu massa di kawasan Monumen Nasional atau Patung Kuda, Jakarta.

Setelah momen itu berakhir, PA 212 mengubah nama aksinya menjadi 'Reuni Aksi 212' yang rutin digelar tiap tahunnya.(han)NUSADAILY.COM – JAKARTA - Sekretaris Dewan Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan pihaknya berencana menggelar Reuni Aksi 212 di depan Istana Negara Jakarta pada Jumat (2/12).

"Insyaallah, Reuni Aksi 212 di depan Istana Negara Jakarta," kata Slamet, Sabtu (5/11).

Slamet mengatakan Reuni Aksi 212 nantinya tetap membawa tuntutan seperti Reuni Aksi 411 kemarin dengan mendesak Presiden Jokowi untuk mundur. Sebab, Jokowi dinilai gagal dalam menjalankan pemerintahan.

Diketahui, PA 212 yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) menggelar aksi Reuni 411 di kawasan Patung Kuda Arjunawiwaha, Jakarta Pusat pada Jumat (4/11) kemarin.

Salah satu tuntutannya adalah meminta Jokowi mundur. "Tuntutannya [Reuni Aksi 212] mundur lah Jokowi," kata Slamet.

Sebelumnya, aksi demonstrasi bertajuk Aksi 212 awalnya digelar pada 2 Desember 2016 silam. Saat itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok didemo terkait dengan pernyataannya soal Alquran surat Al-Maidah Ayat 51.

Respons PBNU
Terpisah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau seluruh pihak menghentikan upaya memperalat agama untuk kepentingan politik sesaat.

Pernyataan ini disampaikan Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan menyikapi aksi 411 dan rencana aksi reuni 212 yang akan berlangsung bulan depan.

"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, stop politik identitas," kata Rahmat dalam keterangannya, Sabtu (5/11).

Rahmat beranggapan politik identitas merupakan bentuk pembodohan terhadap masyarakat. Sebab, lanjut dia, merawat dendam hanya membuat bangsa Indonesia akan kehilangan energi positifnya.

"Kita perlu persatuan, kebersamaan akan membuat kita kuat sebagai bangsa," ucap Rahmat.

Aksi itu dimotori oleh GNPF MUI bersama FPI dan ormas Islam lainnya. Aksi ini rata-rata diikuti ratusan ribu massa di kawasan Monumen Nasional atau Patung Kuda, Jakarta.

Setelah momen itu berakhir, PA 212 mengubah nama aksinya menjadi 'Reuni Aksi 212' yang rutin digelar tiap tahunnya.(han)