Ngeri! Hidung Pesawat LATAM Hilang dan Kaca Pecah dalam Penerbangan Santiago-Chile

Dalam pernyataannya, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Chili melaporkan bahwa otoritas penerbangan Paraguay telah memulai penyelidikan. Kemudian, tim spesialis dari entitas Chili akan diintegrasikan di lapangan untuk berkolaborasi dengan proses investigasi tersebut.

Nov 26, 2022 - 17:14

NUSADAILY.COM – SANTIAGO - Penerbangan maskapai LATAM di Amerika Selatan mengalami masalah setelah pesawat rusak dalam perjalanan udara dari Santiago de Chile ke Bandara Internasional Silvio Pettirossi di Luc, di Paraguay.

Akibatnya, pesawat mesti melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Silvio Pettirossi. Kerusakan itu karena kondisi cuaca yang buruk sepanjang penerbangan.

Menurut pernyataan dari maskapai LATAM yang diterima CNN, seluruh penumpang dan kru pesawat berhasil diselamatkan dan dalam kondisi baik.

Pihak maskapai menyesalkan atas adanya ketidaknyamanan situasi cuaca yang ditimbulkan pada seluruh penumpang.

Stasiun televisi Telefuturo melaporkan bahwa penerbangan tersebut berisikan total 48 orang.

Gambar yang diperoleh menunjukkan bahwa pesawat yang rusak adalah bagian hidung yang hilang dan kaca depan pecah.

Dalam pernyataannya, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Chili melaporkan bahwa otoritas penerbangan Paraguay telah memulai penyelidikan. Kemudian, tim spesialis dari entitas Chili akan diintegrasikan di lapangan untuk berkolaborasi dengan proses investigasi tersebut.

Seorang penumpang yang berada di dalam penerbangan tersebut mengatakan, adanya turbulensi yang mengerikan dan membuat seluruh penumpang panik.

"Kemudian pilot memberi tahu kami untuk bersiap karena akan dilakukan pendaratan darurat," kata Pabla Thomen, salah satu penumpang penerbangan tersebut, Kamis (27/10).

Thomen menambahkan bahwa saat itu dia ketakutan dan sempat memeluk putrinya selama turbulensi dan pada satu titik sabuk pengamannya terlepas. Dia dapat memasang kembali sabuk pengamannya dengan bantuan penumpang lain.

Wanita itu juga menceritakan bahwa pada satu titik dia sempat mengucapkan selamat tinggal kepada putrinya, mengatakan kepadanya bahwa dia menyayanginya, memuja sang anak, dan bahwa mereka akan selalu bersama. Begitulah saking mengerikannya momen teror saat pesawat bergetar hebat dalam penerbangan.(han)