NUSADAILY.COM – KABUPATEN MAGETAN – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi di wilayah Jawa Timur kian meluas. Dari sebelumya 4 Kabupaten kini menjadi 7 Kabupaten.
Meski begitu, merebaknya PMK ini tidak mempengaruhi omzet penjualan daging sapi di Pasar Sayur Kelurahan Sukowinangun, Kecamatan/Kabupaten Magetan.
Salah satu pedagang, Asih, mengaku penjualan daging sapi di tempatnya masih normal.
BACA JUGA: Pedagang Pastikan Wabah PMK Sejauh Ini Belum Pengaruhi Penjualan Daging Sapi
“Normal mas gak ada pengaruh,” katanya, Jumat (13/05/2022).
Menurut Asih, penjualan daging memang terbilang menurun. Tapi bukan karena PMK.
Penurunan ini terjadi sejak libur lebaran usai dibanding dengan sebelum lebaran. Ia memperkirakan hal ini terjadi karena warga belum terlalu membutuhkan daging sapi. Biasanya jika musim hajatan, warga baru banyak memborong daging sapi.
“Sepi bukan dampak PMK, tetapi memang belum musim hajatan. Bulan depan biasa ramai lagi, karena menurut orang jawa banyak hari baik untuk mantenan dan khitanan,” jelasnya.
Asih menjelaskan, sebagai patokan normal tidaknya penjualan bisa dilihat dari stok daging sapi yang ia miliki. Pada hari biasa untuk satu ekor sapi ukuran besar, Asih bisa menghabiskan dalam waktu dua hari.