SITUBONDO – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang alat pengukur kerusakan akibat gempa di Kabupaten Situbondo.
Alat bernama Akselerograf ini bisa mendeteksi pergerakan tanah yang diakibatkan bencana gempa dalam radius 1.000 kilometer. Alat tersebut dipasang di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo.
Kepala BPBD Situbondo, Prio Andoko menjelaskan, beberapa tahun lalu pihaknya pernah menerima bantuan alat serupa dari BMKG. Hanya saja jangkauannya terbatas di sekitaran titik koordinat gempa.
“Nama alatnya Ekstensometer. Cara kerjanya sama. Cuma jangkauannya terbatas di sekitar titik gempa,” sebutnya.
Namun, untuk alat Akselerograf ini, diakui Prio lebih canggih dan mampu mendeteksi pergerakan tanah hingga radius 1.000 kilometer dari titik gempa.
Dari situ dapat diketahui daerah mana saja yang mengalami pergerakan tanah secara masif, sehingga bisa diketahui secara cepat titik-titik kerusakan akibat bencana gempa.
“Kita tentu tidak ingin ada bencana gempa di Situbondo. Namun, jika sewaktu-waktu terjadi, dengan alat ini kita bisa bergerak cepat, karena sudah mengetahui informasi awal, titik mana saja yang mengalami kerusakan parah, sedang, dan ringan,” kata Prio.
“Misal titik gempa berada di Situbondo, maka Akselerograf akan merekam pergerakan tanah hingga radius 1.000 kilometer. Artinya bisa mendeteksi kerusakan hingga Kabupaten tetangga,” imbuhnya.
Prio menambahkan, alasan BMKG memasang alat Akselerograf ini di kantor BPBD Situbondo untuk memudahkan perawatan.
“Agar mudah perawatannya. Dengan adanya Akselerograf ini BPBD juga tidak kesulitan lagi menghitung kerugian akibat terjadinya gempa,” tutupnya. (fat/sut)