NUSADAILY.COM – PROBOLINGGO – Sebanyak dua calon dukun pandita Hindu Tengger di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjalani ujian calon dukun pandita (mulunen) pada puncak ritual Yadnya Kasada Tahun 1944 Saka, Kamis (16/6) sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca Juga: Khidmatnya Ritual Yadnya Kasada di Bromo, Meski Berlangsung Tertutup
Kedua warga Hindu Tengger yang menjalani prosesi mulunen itu berasal dari Desa Kedasih, Kecamatan Sukapura, di Kabupaten Probolinggo dan Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo di Kabupaten Malang.
“Dua calon dukun pandita itu merupakan dukun baru dan bukan pengganti dukun sebelumnya,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto di Kabupaten Probolinggo, Rabu (15/6/2022).
Baca Juga: Ritual Yadnya Kasada di Bromo Tetap Dilaksanakan, Namun Terbatas
Menurutnya dukun yang dari Desa Kedasih memang menambah dukun pandita baru. Sedangkan di Desa Gubukklakah memang dukun panditanya baru satu, jadi jumlah dukun di setiap desa itu tergantung dari kebutuhannya.
“Untuk bisa mengikuti prosesi mulunen, warga Hindu Tengger harus memenuhi syarat administrasi dan lulus mantra mulunen 100 persen,” tuturnya.
Baca Juga: Berharap Bromo Dibuka, PHRI Probolinggo Surati Gubernur dan Kemenpar
Melansit dari Antaranews, untuk administrasi meliputi beragama Hindu, tidak cacat jasmani dan rohani, berkelakuan baik, memiliki ijazah setidak-tidaknya SMP. Jika tidak, maka bisa menyesuaikan serta membawa surat pengantar dari kepala desa.
“Kalau mantra mulunen tidak hafal 100 persen, maka masih bisa diulang sekali lagi. Kalau sudah dua kali tetap masih gagal, maka dinyatakan tidak lulus dan bisa diulang tahun depannya,” katanya.