NUSADAILY.COM – LOMBOK – Aksi kriminal diduga dilakukan oleh seorang Kepala Dusun (Kadus) di Lombok, terhadap seorang wartawan, bernama Achmad Shahib ketika menjalankan tugas jurnalistiknya.
Aksi kejahatan itu tiba-tiba saja menimpa Achmad yang sehari-harinya bekerja sebagai wartawan salah satu media online yang bertugas di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Awal kejadian saat Achmad menulis berita seorang nenek tua renta, asal dusun Karang Bedil Utara yang kehidupannya di bawah garis kemiskinan. Dalam berita tersebut diterangkan bahwa nenek tua itu jarang mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Terutama disinyalir minim perhatian dari pemerintah setempat.
Laman berita online yang dibagikan di beberapa akun media sosial warga itu kemudian viral dan menuai protes, serta tanggapan para netizen. Dimana berdasarkan penelusuran NusaDaily.com, bahwa berita tersebut tidak diterima oleh oknum Kadus yang menjadi pemegang kebijakan di wilayah itu.
Pelaku Mendatangi Rumah Korban
Radi, salah seorang warga di Desa Kediri, yang berada di lokasi kejadian mengatakan, penganiayaan terjadi ketika korban berada di rumahnya sedang menunggu waktu berbuka puasa. Pelaku kemudian mendatangi rumah korban hingga sempat terjadi cek cok dan berakhir dengan pemukulan di bagian wajah.
”Kejadiannya tadi menjelang waktu berbuka puasa. Karena kebetulan saya tetangga sama korban, saya dengar mereka cek cok mulut. Setelah saya datang, korban sudah berlumuran darah,” ungkap Radi salah satu tetangga korban, Rabu 13 Mei 2020 malam.
Ditambahkan oleh Radi yang juga sebagai petugas Puskesmas Kediri, saat ini kondisi korban sangat kritis. Mengingat tulang hidungnya mengalami patah ringan, dan rahangnya juga mengalami luka.
“Saat ini, pasien sedang dalam perawatan medis dan kami akan rujuk ke rumah Sakit Umum Patut Patuh Patju untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” tutur Radi.
Menurut pengakuan korban saat dikunjungi para wartawan di Puskesmas Kediri, saat sedang berbuka puasa di rumahnya, dia didatangi oleh oknum Kadus tersebut dan mencaci makinya dengan bermacam pernyataan.
“Saat sedang berbuka puasa tiba-tiba dia datang sambil memaki-maki saya. Dan melemparkan pukulan ke arah hidung dan mulut saya. Akhirnya saya bertengkar dengannya,” ungkap Achmad sambil merintih kesakitan.
Dilanjutkan ke Ranah Hukum
Achmad berharap agar pihak kepolisian bisa segera mengusut kasus pemukulan yang dialaminya. Karena selain merasa dirugikan, tindakan kriminal ini dianggapnya merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap jurnalis.
“Gara-gara penulisan berita, saya dianiaya begini. Saya pastikan akan membawa kejadian ini ke aparat penegak hukum,” pungkasnya.(dan/lna)