NUSADAILY.COM – JAKARTA – Dua perusahaan rintisan atau startup tanah air, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dan Zenius Education belum lama ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan secara umum besar-besaran terjadi karena dua sebab.
“Pertama mereka ingin melakukan restrukturisasi karena ada skenario bisnis. Yang kedua, memang pencapaian kinerja lagi kurang bagus sehingga mereka melakukan efisiensi,” katanya, dilansir dari detikcom, Kamis (26/5/2022).
BACA JUGA: PM Inggris Perintahkan PHK Seperlima Pegawai Negeri
Perusahaan yang sedang mengalami penurunan kinerja, lanjut Tauhid, sebelum mengambil langkah PHK besar-besaran lazimnya telah berupaya melakukan perubahan, namun tidak ada hasil. Maka skenario yang diambil adalah PHK.
“Tapi intinya dalam hal ini, hak-hak pekerja jangan sampai dihilangkan apalagi untuk perusahaan BUMN,” jelasnya.
Tauhid menambahkan, saat ini fenomena ledakan gelembung atau bubble burst memang sedang melanda startup-startup di Indonesia. Bubble burst bisa diketahui dari kinerja perusahaan yang kurang baik.