NUSADAILY.COM – PONOROGO – Puluhan peternak sapi dari Kecamatan Pudak, Ponorogo ramai-ramai mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Jumat (17/06/2022) pagi.
Mereka resah karena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini semakin merajalela, bahkan statusnya telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Dengan mengendarai mobil bak terbuka dan motor, puluhan peternak terdampak PMK tersebut mengadukan nasib mereka ke hadapan dewan.
BACA JUGA: Pencairan Dana PMK Magetan Belum Bisa Terlaksana, Tunggu Disnakkan Ajukan Perubahan Anggaran
Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Ponorogo Meseri Effendi, dengan puluhan peternak sapi perah Pudak, dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispertahankan) digelar secara tertutup.
Para peternak meminta wakil rakyat segera mendesak Pemkab Ponorogo untuk serius menangani PMK di Kecamatan Pudak yang kian tak terkendali.
Mereka juga mendesak Dispertahankan Ponorogo untuk rutin meng-update data kasus kematian sapi akibat PMK.
Salah satu peternak Sapi perah Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Suwanto mengatakan, jumlah kematian akibat PMK di wilayahnya kian parah.
Hampir tiap 4 hingga 7 hari sapi perah yang terjangkit PKM mati. Pihaknya mendesak adanya penanganan yang serius untuk mengendalikan virus ini.
“Segera tanggulangi wabah ini, yang sudah terjangkit bagaimana cara mengatasinya. Yang belum terdampak bagaimana mengantisipasinya,” katanya kepada nusadaily.com, Jumat (17/06/2022).
BACA JUGA: Kementan Beber Langkah Pencegahan Penularan PMK
Menurutnya, Dispertahankan saat ini terkesan menutup-nutupi angka kematian sapi akibat PMK. Dispertahankan hanya merinci 5 ekor sapi saja yang mati sejak 26 Mei 2022 lalu. Padahal, angka kematian sapi kini telah mencapai 500 ekor.