Miris! Nigeria Lagi Krisis, Uang Lama Dipakai Kembali

Sebagai informasi, Nigeria telah mengumumkan adanya uang kertas baru yang didesain ulang. Namun, kebijakan tersebut memicu kekurangan jumlah uang tunai di negara tersebut.

Mar 16, 2023 - 13:00
Miris! Nigeria Lagi Krisis, Uang Lama Dipakai Kembali
Warga Nigeria antre mengambil uang tunai. Foto: REUTERS/TEMILADE ADELAJA

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Bank Sentral Nigeria mengumumkan bahwa uang kertas lama pecahan 200 naira (43 sen), 500 naira (US$ 1,08), dan 1.000 naira (US$ 2,16) akan kembali menjadi alat pembayaran yang sah hingga 31 Desember 2023.

Hal itu dilakukan karena uang kertas lama dan yang didesain ulang masih belum tersedia untuk ribuan orang yang mengantre di bank-bank di ibu kota Nigeria, Abuja. Sejak awal Februari, sudah terjadi kekurangan uang tunai di Nigeria lantaran tidak cukupnya uang kertas dengan desain baru untuk menggantikan uang dengan desain lama.

Sebagai informasi, Nigeria telah mengumumkan adanya uang kertas baru yang didesain ulang. Namun, kebijakan tersebut memicu kekurangan jumlah uang tunai di negara tersebut.

Juru bicara bank sentral Isa Abdulmumin mengatakan perpanjangan itu dimaksudkan untuk mematuhi arahan dari Mahkamah Agung negara tersebut, yang memutuskan bahwa pelaksanaan program penggunaan uang baru telah melanggar hukum.

Para analis menuduh pihak berwenang menerapkan kebijakan dengan buruk di ekonomi terbesar Afrika, di mana layanan pembayaran digital biasanya tidak dapat diandalkan dan hanya 45% orang dewasa yang memiliki rekening bank.

"Krisis uang tunai telah merugikan ekonomi Nigeria sekitar 20 triliun naira (US$ 43 miliar). Hal itu karena lumpuhnya aktivitas perdagangan, yang mencekik ekonomi informal dan kontraksi sektor pertanian," dalam sebuah pernyataan dari Pusat Promosi Perusahaan Swasta yang berbasis di Lagos, dikutip dari Africanews.com, Rabu (15/3/2023).

Organisasi tersebut mengatakan situasi seperti itu, semakin menekan orang dan bisnis di Nigeria. "Hilangnya metode pembayaran utama memengaruhi transaksi bisnis. Anda tidak bisa membeli dan menjual, terutama untuk segmen ekonomi yang sebagian besar digerakkan oleh uang tunai," ujar Direktur Pusat Promosi Perusahaan Swasta Nigeria, Muda Yusuf.

Pembuat kebijakan mengklaim bahwa pergantian mata uang akan mengekang inflasi, melawan pencucian uang dan membatasi penggunaan uang tunai untuk membeli suara dalam pemilihan umum Nigeria, yang dimulai bulan lalu.

Meski demikian, menurut seorang mitra di perusahaan SBM Intelligence yang berbasis di Lagos, Tunde Ajileye, sebagian besar hasil yang diinginkan dari program tersebut belum tercapai karena penerapannya yang buruk.(eky)