MINILOK Audit Stunting, Upaya Pemkab Mojokerto Cegah Stunting

Pelaksanaan MINILOK Audit Stunting yang diselenggarakan di salah satu rumah makan di Jalan Raya By Pass Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Dec 28, 2022 - 18:40
MINILOK Audit Stunting, Upaya Pemkab Mojokerto Cegah Stunting
MINILOK Audit Stunting, Upaya Pemkab Mojokerto Cegah Stunting

NUSADAILY.COM – MOJOKERTO  – Sebagai upaya untuk memaksimalkan penurunan angka stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus melakukan beberapa langkah preventif. Salah satunya dengan menggelar desiminasi audit kasus stunting melalui mini lokakarya (MINILOK) tingkat Kecamatan yang bertujuan untuk mencegah potensi terjadinya stunting pada anak.

Pelaksanaan MINILOK Audit Stunting yang diselenggarakan di salah satu rumah makan di Jalan Raya By Pass Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Kegiatan diikuti sebanyak 300 peserta terdiri dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kabupaten Mojokerto, TPPS Tingkat Kecamatan, Ketua TP PKK Kecamatan, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Mojokerto.

Tim pakar Ahli Gizi, Spesialis Kandungan, dan Spesialis Anak dari RSUD Prof Dr Soekandar. Juga turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mojokerto Teguh Gunarko, Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto, Ludfi Ariyono.

BACA JUGA : Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto Terima Rp 233 Miliar di...

Dalam pembahasan diseminasi audit kasus stunting, terdapat tujuh kasus yang diambil oleh Pemkab Mojokerto. Antara lain, satu Calon Pengantin (Cantin) Kekurangan Energi Kronik (KEK), tiga Ibu Hamil KEK, dan tiga Baduta (anak-anak berusia di bawah 2 tahun) Stunting.

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan, jika tujuan kegiatan tersebut digelar agar TPPS tingkat Kecamatan bisa mengetahui serta mengerti apa yang dilakukan sesuai dengan perannya masing-masing. Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto meminta, seluruh Ketua TPPS tingkat Kecamatan sudah memiliki data terkait Cantin KEK, ibu hamil KEK, dan balita stunting.

“Tujuannya agar dapat mempermudah dalam mengatasi kasus stunting di wilayahnya masing-masing. Ini tugas TPPS Kabupaten untuk mendistribusikan data ini, karena data ini ada di DP2KBP2 dan ada di Dinas Kesehatan. Kita serahkan semuanya datanya supaya panjenengan nanti bisa melakukan konvergensi tingkat kecamatan,” ujarnya.

Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini menilai, bahwa untuk menyelesaikan masalah stunting, Pemkab Mojokerto harus memiliki pusat komunikasi untuk menjadi pusat koordinasi dalam menyelesaikan masalah. Sehingga jika kecamatan memiliki masalah bisa dikoordinasikan.

“Sehingga seluruh stakeholder bisa bersama-sama menyelesaikan masalah stunting di Kabupaten Mojokerto. Karena permasalahan stunting tidak hanya faktor kekurangan makan, akan tetapi terdapat banyak faktor yang menyebabkan kasus stunting. Diharapkan para peserta ini segera menyelesaikan dan mencegah lahirnya bayi-bayi stunting,” ucapnya.

BACA JUGA ; Wali Kota Mojokerto ini Bukan Capaian Final Raih Peringkat...

Sementara itu, Sekdakab Mojokerto, Teguh Gunarko berharap dengan kegiatan tersebut bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Mojokerto, karena menurut hasil penelitian Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kabupaten Mojokerto mencapai 27,4 persen dan target nasional pada tahun 2024, prevalensi stunting turun hingga 14 persen. “Kita berharap dengan upaya bapak-ibu dan dengan data yang benar-benar valid angka stunting, kita harap dibawah satu digit atau dibawah 10 persen itu harapan kita,” pungkasnya.(ris)