Menurut Ibas, AHY Menyampaikan Pokok Pikiran yang Tepat Dibutuhkan Kondisi Indonesia Sekarang

Untuk diketahui, AHY mengungkit cerita Ibu Yanti di Sulawesi Tengah yang menyebut harga beras sekarung 50 kilogram nyaris Rp 1 juta yang artinya per kilo Rp 20 ribu

Mar 15, 2023 - 19:17
Menurut Ibas, AHY Menyampaikan Pokok Pikiran yang Tepat Dibutuhkan Kondisi Indonesia Sekarang
Home Berita Jabodetabek Internasional detikX Kolom Blak Blakan Pro Kontra Infografis Foto Video Indeks Adsmart Terpopuler Hoax or Not Suara Pembaca Pemilu 2024 The Matchmaker ADVERTISEMENT detikNews Pemilu Ibas Bela Pidato AHY: Rakyat Sedang Susah Bukan Isapan Jempol! Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews Rabu, 15 Mar 2023 10:49 WIB Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. (Ari Saputra/detikcom)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Menurut Ibas, AHY telah menyampaikan pokok-pokok pikiran yang tepat dan dibutuhkan dalam kondisi Indonesia sekarang ini.
''Sebagai contoh, saat Ketua Umum Partai Demokrat menegaskan bahwa rakyat sedang susah, itu bukan isapan jempol. Itu bukan statement yang dibuat-buat untuk mendiskreditkan kerja pemerintah atau menyinggung pihak manapun. Itu memang pernyataan yang didasarkan pada fakta lapangan,'' kata Ibas dalam keterangannya, Rabu (15/3/2023).

Untuk diketahui, AHY mengungkit cerita Ibu Yanti di Sulawesi Tengah yang menyebut harga beras sekarung 50 kilogram nyaris Rp 1 juta yang artinya per kilo Rp 20 ribu. AHY menyebut Bu Yanti menjerit karena harga bahan pokok yang mahal. AHY juga mengaku mendengar keluhan petani di Sumatera hingga Nusa Tenggara soal harga pupuk yang mahal.

BACA JUGA : AHY Kritik Keras Proyek Mercusuar Jokowi: Tak Berdampak...

Bagi Ibas, tidak mungkin AHY mengarang cerita. Sebagai pengurus partai, Ibas kerap mendengar keluhan itu pada saat turun lapangan mengunjungi dapilnya di Jatim 7, dan apa yang disampaikan AHY dalam pidatonya adalah juga aspirasi yang kerap ia dengar dari masyarakat

''Sekali lagi, itu suara rakyat, dan harus disampaikan. Kita fair, yang baik, kita apresiasi, tapi kalau ada suara seperti keluhan terkait harga-harga, ya harus juga disampaikan meskipun mungkin akan terdengar pahit,'' kata Ibas.

Fenomena lain yang digarisbawahi Ibas dari pidato AHY berkaitan dengan masalah ekonomi adalah keluhan nelayan akibat kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar solar. Keluhan ini terasa di kalangan nelayan di Maluku, Papua, dan Indonesia bagian timur lainnya.

''Jangan lupa, Ketua juga menyampaikan bahwa banyak pelaku UMKM masih kesulitan bangkit dari keterpurukan pascapandemi. Khususnya, untuk mendapatkan akses dan bantuan modal usaha. Ini tentu informasi yang baik ya, bahan evaluasi, harus diperhatikan,'' kata Ibas.dilansir dari detik.com

Masalah lain yang perlu segera diselesaikan, katanya, terkait dengan pendidikan. Di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur masih banyak honorer mengeluhkan nasib mereka yang tak kunjung jelas. Honor rendah dan tak pasti, sementara impian jadi ASN juga makin tak jelas.

''Soal generasi muda juga saya kira poin yang perlu diperhatikan secara seksama. Demokrat, dalam hal ini, sudah sering menyampailkan bahwa dari berbagai dialog kami dengan generasi muda, isu lapangan kerja sangat sering menyeruak. Sementara di sisi lain, di zaman digital ini, ketimpangan akses digital antara masyarakat desa dan kota masih cukup besar,'' papar Ibas.

BACA JUGA : Arus Lalin di Pondok Gede Melambat Karena Banjir

AHY sebelumnya mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak kepada rakyat miskin atau wong cilik. AHY menyoroti alokasi anggaran yang dinilainya terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar dan tidak banyak berdampak pada kehidupan wong cilik.

"Masalahnya, bukan hanya karena krisis global. Persoalan ekonomi kita semakin rumit, karena keuangan negara tidak dikelola dengan baik. Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar, yang tidak banyak berdampak pada kehidupan Wong Cilik, yaitu saudara-saudara kita terkategori miskin dan kurang mampu," kata AHY dalam pidato politiknya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (14/3).
AHY menyebut defisit anggaran ditutupi dengan utang pemerintah hingga angkanya naik mencapai tiga kali lipat. AHY mengatakan pada akhirnya rakyat yang kembali kena imbas atas utang tersebut.

"Menurut Kementerian Keuangan, di awal 2023, angkanya mencapai Rp 7.733 Triliun. Belum lagi, utang BUMN yang semakin menggunung, sebesar Rp 1.640 triliun," katanya.dilansir dari detik.com

"Faktanya pula, rasio utang negara terhadap PDB semakin tinggi. Lagi-lagi, ada pihak yang berdalih, rasio utang masih aman. Bukan itu soalnya. Kini, kita kesulitan membayar utang, karena keuangan negara juga tengah menghadapi tekanan. Sejatinya, rakyat juga yang akan menanggung utang, lewat pajak yang mereka bayar," imbuhnya.(ris)