Menparekraf Batalkan Tiket Wisata Pulau Komodo Rp 3,75 Juta, Ini Respon Rachmat Julio
Julio yang merupakan Owner Anjani Trip Group ini menilai, harga tiket masuk setinggi itu justru akan membuat kabur para wisatawan lokal dan internasional.
NUSADAILY.COM - JAKARTA - Pelaku Industri pariwisata Rachmat Julio, mendukung sikap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, yang membatalkan kenaikan harga tiket masuk Rp3,75 juta di tempat wisata Pulau Komodo.
Julio yang merupakan Owner Anjani Trip Group ini menilai, harga tiket masuk setinggi itu justru akan membuat kabur para wisatawan lokal dan internasional.
Jika ingin membuat wisatawan menggeliat di Pulau Komodo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Kembali Berwisata Indonesia (KEMBERIN) mengatakan, harga tiket masuk seharus dinormalkan kembali seperti sedia kala.
"Saya dukung keputusan Pak Menteri Sandi. Wisatawan mana yang mau berbondong-bondong datang ke Pulau Komodo, kalau harga tiket masuknya saja sudah begitu mahal. Kita harapkan, harganya bisa sesuai kantong wisatawan lokal dan asing," kata Rachmat dalam keterangannya, Senin (19/12/2022).
Rachmat mengungkapkan, di tengah persoalan pandemi Covid-19 yang belum selesai ini, seharusnya pemerintah dan para stakeholder duduk bersama memikirkan penyelesaian akar masalah pada sektor industri pariwisata.
Menurutnya, menaikan harta tiket masuk Pulau Komodo Rp3,75 juta bukanlah sebuah solusi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan lokal dan asing dalam berwisata.
"Kita sangat ingin melihat Pulau Komodo ramai dikunjungi wisatawan. Oleh karena itu, tolong harga tersebut dievaluasi kembali. Jangan sampai, akibat tingginya harga tiket, membuat tempat wisata Pulau Komodo jadi sepi," ujar Bendahara Umum Hipmi Mabar (Manggarai Barat) itu.
"Carilah solusi yang lebih bijaksana. Ayo duduk bersama memikirkan cara, bagaimana Pulau Komodo bisa ramai dijumpai wisatawan," sambungnya.
Tak sampai disitu, Rachmat juga penyoroti nasib para pelaku usaha sektor pariwisata, terutama para UMKM, jika seluruh tiket masuk tempat wisata naik semahal itu.
"Kasihan mereka yang merintis dari bawah, terutama masyarakat lokal yang mengais rezeki di tempat asalnya," pungkas Rachmat.
Hal senada juga disampaikan, Ketua Umum Hipmi Mabar, Mario Pranda mengatakan hal yang sama. Memajukan dunia pariwisata harus bahu membahu. “Kita di Mabar sudah melakukan hal itu. Bagaimana kita berkolaborasi seluruh pihak mulai daerah hingga pusat,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Hipmi Mabar, Agung Afif menyebut apa yang mereka lakukan saat ini sudah membuahkan hasil. “Kita terus berbuat bagaimana sektor wisata bangkit dan tumbuh kembali. Agar semua bisa menikmati,” pungkasnya. (sir)