Mengira Terdampak Penyakit Mematikan Karena Sering Batuk, Ternyata Ini Penyebabnya

Mengalami gejala infeksi pernapasan seperti batuk berdahak, seorang wanita mengira dirinya terinfeksi penyakit Tuberkulosis alias TB. Penyakit menular yang jika tidak diobati, bisa menyebabkan dampak fatal yakni kematian.

Dec 20, 2022 - 16:49
Mengira Terdampak Penyakit Mematikan Karena Sering Batuk, Ternyata Ini Penyebabnya
Ilustrasi batuk, (Foto: Freepik)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Mengalami gejala infeksi pernapasan seperti batuk berdahak, seorang wanita mengira dirinya terinfeksi penyakit Tuberkulosis alias TB. Penyakit menular yang jika tidak diobati, bisa menyebabkan dampak fatal yakni kematian.

Namun yang dialami seorang wanita berusia 27 tahun satu ini jauh dari perkiraan. Dalam laporan kasus yang diterbitkan di National Library of Medicine, disebutkan wanita yang tak diungkap identitasnya tersebut awalnya memeriksakan diri ke rumah sakit karena mengalami gejala mulai dari batuk dengan lendir kental (batuk berdahak) tak sembuh-sembuh selama enam bulan hingga demam.

Bahkan empat bulan sebelum dirawat di rumah sakit, oleh dokter sebetulnya ia sudah diberi resep antibiotik dan pengobatan anti-tuberkulosis. Namun obat-obatan ini tak berdampak apa pun, gejalanya pun masih tetap ada. Wanita yang bekerja sebagai guru tersebut pun menjalani tes TB, dan hasilnya menunjukkan negatif.

Namun lewat pemeriksaan scan paru-parunya tersebut, titik terang penyebab batuknya pun mulai terlihat. Dokter menemukan ada lesi di lobus kanan atas paru-parunya dan setelah diselidiki lebih lanjut, benda asing yang bentuknya seperti kantung terbalik itu tersangkut di bronkus sang wanita.

Tim dokter kemudian mengeluarkan yang mereka identifikasi sebagai kondom tersebut, meski sebagian besar kondomnya hancur oleh proses pengangkatan tersebut. Tim dokter yang bingung mengapa bisa ada kondom tersangkut di paru-paru pun akhirnya menanyakan kepada pasien, seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (20/12/2022).

Dokter mengatakan, ternyata wanita tersebut melakukan oral seks bersama sang suami.

"Secara retrospektif, baik suami atau pun sang istri diketahuI telah melakukan fellatio (bahasa Latin yang berarti oral seks),” tulis tim dokter dalam laporannya.

Dokter menambahkan, pasangan suami istri itu mengingat jelas bahwa kondom yang mereka gunakan memang kendur.

“Mereka bisa mengingat bahwa kondom sudah mengendur selama oral seks tersebut, dan pada saat itu, wanita tersebut juga sempat bersin atau batuk,” jelas tim dokter.

Dari catatan tim dokter dalam laporan tersebut, mereka menilai keterlambatan diagnosis yang terjadi salah satunya mungkin karena pasangan suami istri tersebut ragu-ragu untuk mengungkapkan apa yang telah terjadi karena tak menyangka ada hubungan antara batuk dengan menghirup kondom.

Selain itu, jika dilihat secara medis, kondom dengan konsistensinya yang lembut, elastis dan kenyal dan akhirnya mengendap di paru-paru, kemungkinan mengeluarkan beberapa sekresi, yang menyebabkan keterlambatan gejala yang bisa dilihat oleh tim medis.

Kini, setelah sudah dikeluarkan dari paru-parunya, sang wanita diharapkan sudah bisa sembuh. Meski masih ada potongan kecil kondom tertinggal di paru-parunya karena robek. Sehingga kemungkinan ia masih harus menjalani tindakan bronkoskopi lebih lanjut.

(roi)