Mengenal Gejala, Jenis dan Langkah Pengobatan Penyakit Sifilis

Apa itu sifilis? Simak gejala, jenis dan langkah pengobatannya\ perlu dibahas dalam artikel kali ini. Sebab kasus sifilis melonjak naik dan banyak orang mengidapnya.

May 18, 2023 - 12:00
Mengenal Gejala, Jenis dan Langkah Pengobatan Penyakit Sifilis
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Apa itu sifilis? Simak gejala, jenis dan langkah pengobatannya\ perlu dibahas dalam artikel kali ini. Sebab kasus sifilis melonjak naik dan banyak orang mengidapnya.

Apalagi Kementerian Kesehatan melaporkan kasus sifilis Indonesia melonjak dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2022). Masyarakat diimbau untuk tidak ragu memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala mengarah ke sifilis.

Data kasus sifilis pada 2016 menunjukkan angka 12 ribuan, lalu di 2022 tembus ke angka 21 ribuan. Rerata penambahan kasus per tahunnya sebesar 17 ribu hingga 20 ribu kasus.

Lalu apa itu sifilis?

Sifilis merupakan penyakit menular seksual atau IMS yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Biasanya sifilis diawali dengan luka di sekitar alat kelamin, dubur, ataupun mulut. Awal kemunculan luka tersebut cenderung tidak disertai dengan rasa nyeri.

Dikutip dari Siloam Hospitals, sifilis lukanya tidak terasa nyeri, sifilis kadang tidak langsung disadari oleh penderitanya. Meski demikian, penderita sifilis tersebut tetap bisa menularkan infeksinya ke orang lain.

Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah jenis Treponema pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat kelamin, anus, bibir, maupun mulut.

Nah, penularan sifilis dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh penderitanya, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal.

Jika tidak ditangani sesegera mungkin, sifilis berisiko menyebabkan komplikasi penyakit lain, seperti kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil.

Apa saja gejalanya dan jenisnya?

1. Sifilis Primer

Gejala sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut. Munculnya luka tersebut akan terjadi 10 sampai dengan 90 hari setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh.

Biasanya tempo pemulihan sifilis primer yaitu kurang lebih 3 hingga 6 minggu. Namun, bila sejak muncul luka tidak diobati, hilangnya luka ini justru menandakan infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.

Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin pada tahapan ini karena masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya. Selain muncul luka, bisa juga ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis.

2. Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang.

Gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder yaitu munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki. Di samping itu, penderita sifilis sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:

1. Flu

2. Sakit kepala

3. Nyeri sendi

4. Demam

5. Merasa lelah secara berlebihan

6. Pembesaran kelenjar getah bening

7. Rambut rontok

8. Penurunan berat badan

3. Sifilis Laten

Di tahapan ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu. Namun, di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan infeksinya.

Setelah 2 tahun, infeksi tidak dapat menular lagi, meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh. Namun jika tak diobati, sifilis laten dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu tersier.

4. Sifilis Tersier

Nah, sifilis tahap tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sifilis yang paling berbahaya. Tahap ini biasanya muncul 10-30 tahun setelah infeksi primer. Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.

Di samping itu, sifilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain, seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah. Oleh karena itu, penderita sifilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan stroke.

Pengobatan sifilis

Pengobatan sifilis dilakukan sesuai dengan tahapannya. Pengidap sifilis primer dan sekunder, dokter akan mengobatinya dengan menyuntikkan antibiotik ke dalam otot.

Sedangkan, untuk penderita sifilis tersier akan mendapatkan antibiotik melalui jalur intravena (infus). Untuk ibu hamil penderita penyakit ini juga akan mendapatkan penanganan yang sama dengan pengidap sifilis tersier.

Usai diobati, penderita sifilis akan melakukan pemeriksaan darah kembali untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total.

(roi)