Mengenal Gagasan Tata Kota Masa Depan Calon Wakil Wali Kota Batu Mas Dewa Lewat Konsep LLA
NUSADAILY.COM - KOTA BATU - Gagasan segar datang dari Calon Wakil Wali Kota Batu, Kresna Dewanata Prosakh terkait perencanaan tata kota masa depan di Kota Batu. Gagasan yang ditawarkan politisi Nasdem ini adalah LLA yakni konsep 'Liveable, Loveable, Aesthetic City".
Konsep perencanaan kota ini bertujuan untuk menciptakan ruang yang nyaman untuk dihuni (liveable), menyenangkan (loveable) dan memiliki nilai estetika yang menarik bagi para warganya (aesthetic).
Kresna Dewanata Prosakh yang akrab disapa Dewa ini menjelaskan konsep ini adalah bagiam dari semangat rejuvenasi yang ia usung dalam membangun Kota Batu secara komperehensif di nasa depan.
Konsep LLA ini menekankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kualitas hidup. Seperti pada komsep Livable yang mana meliputi infrastruktur yang baik, fasilitas publik yang mudah dijangkau, dan ruang hijau yang luas.
''Ini berarti menyediakan akses transportasi umum yang mudah, layanan kesehatan, pendidikan, serta ruang untuk beraktivitas seperti taman, ruang terbuka hijau, dan jalur pedestrian,'' jelas Dewa.
Konsep ini papar Dewa menekankan konsep pembangunan berbasis kenyamanan hidup sehari-hari, kualitas udara yang baik, minim polusi suara, serta lingkungan yang aman dan bersih. Keberadaan taman, jalur sepeda, dan fasilitas yang mendukung gaya hidup sehat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang ramah penghuni.
Sementara, konsep kedua, Loveable berfokus pada aspek emosional dan sosial kota. Sebuah kota yang "loveable" adalah kota yang mengundang rasa cinta dan kedekatan, baik oleh warganya maupun pengunjung.
Ini, menurut mantan Anggota DPR RI ini bisa tercipta melalui pembangunan komunitas yang inklusif, kawasan yang mendukung interaksi sosial, dan penciptaan ruang yang membuat orang merasa diterima dan dihargai.
Faktor-faktor seperti keamanan, rasa saling menghormati, dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial dapat menjadikan kota tempat yang sangat dicintai oleh penghuninya.
''Desain ruang publik yang mempromosikan interaksi sosial dan keterlibatan komunitas seperti pasar rakyat, alun-alun, dan tempat berkumpul akan mendukung kesan ini,'' jelas Dewa.
Ketiga, konsep aesthetic atau Jeindahan Visual mengacu pada bagaimana kota terlihat dan terasa bagi penghuninya dan pengunjung. Ini bisa diwujudkan lewat tata arsitektur yang memperhatikan keserasian antara bangunan dan alam sekitar, penciptaan ruang yang menarik untuk berfoto dan bersantai.
''Termasuk penggunaan elemen-elemen desain dengan tetap menghargai warisan budaya dan tradisi kota. Keseimbangan ini akan membuat kota terasa lebih hidup dan menarik untuk dihuni dan dikunjungi,'' tegasnya.
Anak mantan Bupati Malang Rendra Kresna ini menjelaskan jika sebuah kota dibangun dengan konsep ini akan membawa banyak implikasi atau manfaat bagi Kota Batu. Mulai kemudahan akses publik, kota yang inklusif dan juga tetap estetik kekinian.
Menurutnya, mengembangkan Kota Batu dengan prinsip ini akan meningkatkan kualitas hidup warganya. Di sisi lain juga akan menarik lebih banyak wisatawan yang mencari kenyamanan dan keindahan.
''Ujung-ujungnya akan mmberikan dampak positif terhadap perekonomian dan identitas budaya Kota Batu. Sudah saatnya Kota Batu mengadopsi konsep-konsep kebaharuan demi kesejahteraan masyarakat Kota Batu di masa depan,'' tandasnya. (oer/wan)