Mengenal Empty Nest Syndrom yang Sering Dialami Orang Tua

Banyak dari orang tua yang ingin melihat anaknya sukses dan hidup mandiri. Terkadang karena keadaan, orang tua harus merelakan anak-anaknya untuk mengejar mimpinya dan tak jarang harus sampai berpisah dan tinggal jauh dengan orangtuanya.

Dec 19, 2022 - 17:45
Mengenal Empty Nest Syndrom yang Sering Dialami Orang Tua
(foto: Unsplash)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Banyak dari orang tua yang ingin melihat anaknya sukses dan hidup mandiri. Terkadang karena keadaan, orang tua harus merelakan anak-anaknya untuk mengejar mimpinya dan tak jarang harus sampai berpisah dan tinggal jauh dengan orangtuanya.

Namun, saat orangtua melepaskan sang anak untuk pergi dari rumah tentu akan ada banyak emosi yang ditimbulkan, seperti rasa sedih, hampa, dan kehilangan. Keadaan seperti inilah yang disebut dengan empty nest syndrome atau sindrom kandang kosong.

Sindrom Ini mirip dengan klise "mengembangkan sayap saat meninggalkan sarang". Ini menyulitkan orang tua untuk mengatasi dan melanjutkan dari tahap ini.

Dilansir dari Makati Medical Center (18/12/2022), orang dewasa atau orangtua yang mengalami ENS akan menunjukkan beberapa tanda, saat menghadapi masa stres ini. Berikut ulasannya untuk Anda.

1. Kehilangan tujuan

Ketika anak-anak masih kecil, ada banyak menghabiskan hari-hari berpusat di sekitarnya. Namun, seiring bertambahnya usia anak, tugas itu perlahan memudar. Ketika anak-anak menjadi dewasa dan mulai melakukan sesuatu secara mandiri, hal tersebut meninggalkan kekosongan besar di hati orangtua, baik ayah ataupun ibu. Kehilangan tujuan sebagai orang tua bisa menjadi salah satu penyebab depresi dan kecemasan.

2. Tekanan emosional 

Tekanan emosional seperti ini normal selama periode ini. Anda mungkin tiba-tiba mencium aroma yang familiar atau melewati restoran biasa dapat memicu respons emosional yang kuat yang mengingatkan kepada anak tercinta. Respons ini bisa datang dari kesedihan karena anak-anak sudah dewasa atau kecemasan karena mereka menjadi lebih mandiri.

3. Depresi

Banyak orang tua yang menghabiskan 18 tahun atau lebih untuk merawat anak-anak mereka. Beranjak dari tempat yang cukup akrab itu bisa jadi sangat sulit, dan rasa duka yang mendalam berpotensi membuat sebagian orang dewasa kewalahan.

4. Frustasi karena kurangnya kontrol

Secara cepat atau lambat, anak-anak tentunya akan bertambah dewasa dan keluar dari rumah orangtuanya, yang berarti dengan hal tersebut orangtua tidak dapat mengawasi mereka lagi. Dengan hal tersebut orangtua merasa kehilangan kendali yang signifikan dan membuat orang tua sering menelepon atau memeriksa anak-anak mereka yang sudah dewasa.

5. Kecemasan atas anak-anak

Normal bagi orang tua untuk merasakan kecemasan, namun para orang tua diharapkan untuk tetap tenang dan berusaha tetap berpikiran jernih.

(roi)