Mengandung Boraks dan Formalin, BPOM Periksa 25 Sample Makanan di Pasar Kepanjen

Apr 12, 2023 - 01:36
Mengandung Boraks dan Formalin, BPOM Periksa 25 Sample Makanan di Pasar Kepanjen
PEMERIKSAAN-Petugas BPOM Surabaya ketika memeriksa makanan di Pasar Kepanjen untuk mengetahui apakah mengandung bahan berbahaya.
NUSADAILY.COM - MALANG-Ada puluhan makanan diduga mengandung boraks di Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang. Selasa (11/4/23) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, mendatangi pasar di Jalan Raya Ahmad Yani, untuk melakukan pemeriksaan sejumlah sample makanan. 
Pemeriksaan sample makanan dilakukan bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang. 
Arvita Ayuningtyas, Pengawas Farmasi dan Makanan BPOM Surabaya mengatakan, ada sebanyak 25 sempel makanan yang dilakukan pemeriksaan dan pengawasan. Pemeriksaan ini untuk mencegah sebaran boraks di Kabupaten Malang. 
“Ada 25 sample yang kita duga mengandung bahan berbahaya. Yaitu boraks, formalin, rhodamin B dan Methanyl yellow,” ucap Arvita Ayuningtyas. 
Sementara ada beberapa jenis makanan yang dilakukan pemeriksaan. Diantaranya seperti kerupuk, ikan asin, mie dan beberapa makanan lain yang diduga mengandung boraks dan sejenisnya. 
“Kita periksa kerupuk yang berwarna warni, ada mie basah, tahu yang berwarna, ikan asin, teri medan, cendol serta kolang kaling. Karena bertepatan dengan bulan Ramadan, jadi kita cek juga bahan untuk es sejenis,” jelasnya. 
Ia melanjutkan, pemeriksaan dilakukan di mobil laboratorium keliling yang dimiliki BPOM Surabaya. Sehingga hasil pemeriksaan tidak dapat diketahui secara langsung.
“Laboratorium keliling ini merupakan uji cepat. Tujuannya screaning awal untuk mengetahui mana yang dicurigai. Untuk hasil positifnya akan kita uji lagi menggunakan alat laboratorium lengkap sehingga diketahui hasil akuratnya,” terangnya. 
Jika nantinya dari hasil laboratorium memang diketahui ada makanan yang mengandung bahan berbahaya, maka tindak lanjut BPOM akan disampaikan ke dinas terkait. 
"Kita akan sampaikan ke Disperindag dan Dinkes. Selanjutnya supaya dilakukan pembinaan. Nanti akan dilihat apakah ada perubahan dari pedagang," paparnya.(apl/wan)