Menelisik Kongkalikong Pemerintah dengan Kontraktor Penyebab Jalanan Berlubang

Kerap terjadi dugaan praktik culas antara pemerintah dengan kontraktor yang membuat kualitas aspal di bawah standar dan jalanan cepat rusak. Aspal jalan pun menjadi mudah terkelupas dan berlubang.

Mar 5, 2023 - 18:44
Menelisik Kongkalikong Pemerintah dengan Kontraktor Penyebab Jalanan Berlubang
Foto CNNIndonesia

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Aspal berlubang menghiasi sepanjang Jalan Jenderal Gatot Subroto, yang mengarah dari Kuningan menuju Cawang, Jakarta Timur. Kondisi serupa juga terjadi di jalan yang mengarah sebaliknya.

Lubang-lubang ini juga terlihat ada di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Bak jamur di musim hujan, lubang tersebut muncul di sejumlah jalanan Ibu Kota.

Kondisi jalan berlubang yang banyak muncul ini tak terlepas dari pemeliharaan aspal yang dikerjakan penyelenggara jalan, dalam hal ini Dinas Bina Marga DKI Jakarta.

Kerap terjadi dugaan praktik culas antara pemerintah dengan kontraktor yang membuat kualitas aspal di bawah standar dan jalanan cepat rusak. Aspal jalan pun menjadi mudah terkelupas dan berlubang.

Perbaikan dan pemeliharaan jalan di sejumlah jalanan Ibu Kota disusupi dugaan praktik culas yang kerap dilakukan pihak penyelenggara jalan (pemerintah) dengan vendor kontraktor pemenang tender.

Seorang kontraktor yang tak ingin disebut namanya membeberkan deal-deal yang dilakukan pihak penyelenggara jalan dan kontraktor untuk meraup keuntungan pribadi dari anggaran dengan jumlah yang variatif, tergantung besarnya proyek pembangunan jalan.

"Misalnya satu kilometer anggarannya Rp500 juta untuk rehabilitasi aspal, kemudian diambil 30 persen untuk pihak penyelenggara jalan dan kontraktor. Kan, untungnya bisa Rp150 juta," ujarnya Kamis (2/3).

Dia mengatakan keuntungan yang bisa diraih kedua belah pihak bisa mencapai angka triliunan saat mengerjakan proyek untuk jalan-jalan nasional strategis, khususnya untuk jalan tol yang berkisar 50-100 kilometer.

"Uang yang dihasilkan kedua belah pihak bisa lebih dari Rp150 juta. Mungkin mencapai triliunan tergantung seberapa panjang jalannya. Selevel jalan tol yang panjangnya bisa 60 kilometer bisa mencapai triliunan," tuturnya.

Menurut dia, kecurangan yang menyebabkan kualitas jalan jelek bermula dari faktor di luar prosedur pembangunan jalan, yakni deal antara pihak penyelenggara jalan saat open tender dengan kontraktor yang akan mengerjakan proyek.

"Ada tiga skenario. Pertama, pemerintah open tender untuk memenangkan kontraktornya. Kedua, kontraktor punya koneksi dengan orang dalam pemerintah. Ketiga, pihak kontraktor melakukan suap atau bayar orang dalam biar bisa menang," kata dia.

Dugaan praktik culas antara pemerintah dengan kontraktor membuat kualitas aspal di bawah standar dan jalanan cepat rusak. Ia mengatakan kesepakatan praktik culas tersebut acap kali dilakukan kedua pihak di tempat yang 'gelap'.

Pihak kontraktor memberikan servis kepada penyelenggara jalan setelah menang tender. Servis tersebut dimaksudkan agar tercipta diskusi di balik layar untuk memberi keuntungan kepada kedua belah pihak.

"Banyak banget praktiknya, misalnya ketika menang tender pihak kontraktor itu meeting dan memberi servis di tempat yang tidak terekspose media. Contoh di bar, karaoke, bahkan tempat pijat untuk mendiskusikan bagaimana mereka bisa untung," ucapnya.

Selain itu, dia juga mengatakan diskusi di balik layar tersebut merupakan upaya agar pihak pemerintah dan kontraktor sinkron dan tidak mencederai satu sama lain saat ada audit atau inspeksi. Sebab, menurutnya, kemungkinan pengkhianatan tetap ada meski sudah mencapai kesepakatan.

"Agar mereka tidak saling mencederai satu sama lain. Akan tetapi, pada akhirnya banyak yang ketahuan. Kadang ada juga satu pihak yang mencurangi pihak lain dengan cara mengakali perjanjian tidak tertulis di antara kedua belah pihak, hal itu yang mengakibatkan akhirnya ketahuan dan tertangkap," ujar dia.

Di sisi lain, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengklaim tak pernah terjadi kecurangan dalam pemeliharaan jalan. Ia mengaku langsung menindak tegas para kontraktor yang melakukan pemeliharaan kurang baik.

"Kalau pemeliharaan yang dilakukan oleh vendor kurang, langsung kita kasih peringatan dan bahkan enggak akan kita kasih kerjaan lagi," ujar Hari.

Penyebab Lubang di Jalanan Ibu Kota

Ia mengungkap para kontraktor juga kerap bermain sendiri untuk meningkatkan margin dan profit saat mendapatkan proyek pengaspalan. Meskipun sudah melakukan supervisi, menurutnya kemungkinan kecurangan tetap ada.

"Sebab, dalam strata proyek, kontraktor itu hirarki paling rendah. Padahal, risiko kontraktor itu tinggi. Misalnya, terkait cuaca, insiden, proyek telat, alat, material, dan harus menambah orang di lapangan. Jadi, kontraktor itu harus memastikan margin dan profitnya besar karena risiko tersebut," ucapnya.

Dugaan praktik culas ini, kata dia, dilakukan dengan menurunkan mutu material aspal, sehingga kualitas jalan yang harusnya bisa tahan 4 tahun jadi hanya bertahan 2 tahun.

"Biasanya uang lari ke kontaktornya sendiri untuk alokasi kontraktor biar margin-nya lebih besar. Di Indonesia, pada umumnya yang saya lihat memang pengurangan mutu dijalankan oleh kontraktor yang ingin untung besar," katanya.

Dia lantas memberi contoh pengutipan dana dengan menggunakan bahan material yang tidak sesuai peruntukan jalan.

"Misalkan harus menggunakan beton K 450, tapi yang dipakai hanya K 350 itu harganya sudah sangat signifikan. Contoh, harga beton K 450 bisa Rp2,2 juta per meter kubik, tapi karena pakai K 350 jadi cuma Rp1,8 juta. Bayangkan jika dikali panjang jalan 1 kilometer, sudah pasti marginnya besar," ujarnya.

Ia juga mengungkap ada material yang berpotensi dikutip. Di antaranya, semen, tulangan, besi kerikil. Oleh sebab itu, menurutnya, ada multiplier effect yang disebabkan dari pengurangan mutu.

"Pengurangan mutu disebabkan adanya deviasi antara yang sudah direncanakan dan eksekusinya. Kenapa laporannya sudah oke tapi di lapangan jadinya jelek? Karena hasil lapangan tidak sesuai dengan yang direncanakan," ujarnya.

Di sisi lain, pelaku usaha macam Chief Executive Officer Sabat Mulia Karya, Ronald A Sinaga menilai pemeliharaan jalan di seluruh Indonesia bermasalah. Sabat Mulia merupakan salah satu perusahaan konstruksi untuk pembangunan jalan dan jembatan.

"Pemeliharaan aspal merupakan kelemahan yang terjadi di seluruh Indonesia. Baik dinas kota, provinsi, dan kabupaten," kata Ronald, mengutip CNNIndonesia.com, Rabu (1/3).

Ronald mengingatkan bahwa lubang jalan tidak lahir overnight atau dalam satu malam. Menurutnya, lubang-lubang tersebut muncul mulai dari keretakan.

"Dari retak halus kemudian makin besar. Seharusnya Dinas Bina Marga menambal keretakan jika melewati jalanan setiap hari sambil melakukan tugasnya," ujarnya.

Sebagai kepala kontraktor yang sering memerhatikan dan memperbaiki jalan, Ronald mengaku hampir tak pernah melihat Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan pengecekan.

"Hampir tidak pernah saya lihat Bina Marga mengecek. Padahal, saya bisa jamin lubang yang sebesar kolam renang itu tidak pernah ada kalau retakan tersebut ditangani lebih cepat," katanya.

Air Musuh Terbesar Aspal

Untuk memperbaiki jalan, menurut Ronald, ada hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya, menggunakan campuran yang tepat dalam aspal hot mix. Sayangnya aspal hot mix itu jarang digunakan oleh Dinas Bina Marga untuk pemeliharaan jalan atau patching.

"Hot mix secara struktural saat mendingin aspal panasnya akan jadi lebih keras dan tahan lama dibandingkan aspal cold mix," ujar Ronald.

Ia mengaku sempat melewati jalan layang Pancoran pada Selasa (28/2) malam lalu. Menurutnya, bahan yang digunakan untuk menambal hanya campuran aspal cold mix.

"Kalau untuk menambal sementara alias patching sebenarnya boleh menggunakan aspal cold mix atau aspal dingin. Akan tetapi, cold mix itu tidak tahan lama, hanya sementara," katanya.

Ronald mengatakan retakan di jalanan harus segera ditangani lantaran air hujan menjadi musuh utama aspal. Menurutnya, air yang masuk ke dalam atau dasar aspal akan merusak base course.

"Air akan membuat base course itu lembek yang seharusnya keras dan padat. Air juga menjadi salah satu penyebab aspal bergelombang di jalan. Sebab, pondasinya lembek," ucapnya.

Kemudian, kata Ronald, air juga akan membawa material pasir dan batu di bawah aspal karena setiap hari jalanan dilewati mobil. Hilangnya material-material tersebut menyebabkan aspal yang awalnya hanya retak menjadi berlubang.

Ia juga menyoroti soal aspal bergelombang dan berpasir. Menurutnya, hal tersebut juga harus diperhatikan penyelenggara jalan agar tetap baik.

"Itu akibat lem aspal yang teroksidasi. Oksidasi itu menyebabkan aspal tidak bisa menahan atau merekatkan campuran kerikil atau pasir. Seharusnya itu juga dipelihara meskipun sudah diperbaiki," ujarnya.

Respons Pemerintah

Dirjen Bina Marga PUPR Hedy Rahadian mengatakan lubang-lubang di jalan kawasan Pancoran, Jakarta Selatan berada di bawah tanggung jawab Dinas Bina Marga Pemda DKI Jakarta.

"Jalan di DKI Jakarta di bawah tanggung jawab Dinas Bina Marga Pemda DKI Jakarta," ujarnya, Rabu (1/3).

Hedy enggan berbicara banyak soal perawatan jalan tersebut. Ia meminta agar bertanya langsung kepada Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

"Ke gubernurnya (tanya)," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan perbaikan jalan berlubang saat ini memakai aspal jenis cold mix lantaran masih kerap turun hujan.

"Daya tahan terhadap hujan sangat sensitif, nanti setelah musim hujan akan kita gunakan hot mix secara permanen. Kalau kita perbaiki hot mix sekarang pada saat hujan akan enggak efektif," kata Hari.

"Rencana minggu ke-2 Maret kita akan mulai kerjakan secara permanen dengan hot mix maupun beton," ujarnya menambahkan.

Terkait dengan dugaan kecurangan dalam pemeliharaan jalan, Hari mengklaim tak pernah terjadi. Ia mengaku langsung menindak tegas para kontraktor yang melakukan pemeliharaan kurang baik.

"Kalau pemeliharaan yang dilakukan oleh vendor kurang, langsung kita kasih peringatan dan bahkan enggak akan kita kasih kerjaan lagi," katanya.(han)