Menanti Kejutan Besar Nerazzurri di Laga Man City vs Inter

Man City mencapai partai final dengan torehan mentereng. Tim asuhan Pep Guardiola itu tak terkalahkan sepanjang 12 pertandingan. Adapun Inter dua kali kalah dalam 12 pertandingan musim ini.

Jun 10, 2023 - 15:14
Menanti Kejutan Besar Nerazzurri di Laga Man City vs Inter
Pemain Man City

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Pertandingan final Liga Champions Eropa 2022/2023 ini akan berlangsung di Stadion Olimpiade Ataturk, Turki pada Sabtu (10/6) malam waktu Eropa atau Minggu (11/6) dini hari waktu Indonesia Barat (WIB).

Di atas kertas Manchester City lebih unggul dari Inter Milan dalam final Liga Champions 2022/2023, tetapi laga final tak sekadar bicara data.

Man City mencapai partai final dengan torehan mentereng. Tim asuhan Pep Guardiola itu tak terkalahkan sepanjang 12 pertandingan. Adapun Inter dua kali kalah dalam 12 pertandingan musim ini.

The Citizen meraih tujuh kemenangan dan lima kali imbang, dengan melesakkan 31 gol dan lima kali kebobolan. Adapun Inter menang tujuh kali, dua kali kalah, dan tiga kali imbang dengan 19 gol dan 10 kali kebobolan.

Data ini memperlihatkan bahwa City lebih superior. Namun demikian tak ada yang menjamin rapor mentereng akan berdampak lebih baik pada partai final kompetisi kasta tertinggi Benua Biru ini.

Musim lalu misalnya, Real Madrid bisa merengkuh gelar juara meski sebelumnya sempat menelan empat kekalahan. Sebaliknya Liverpool yang tak terkalahkan dalam 12 laga malah terjungkal di final.

Belum cukup? Kisah Real Madrid di Liga Champions Eropa 2017/2018 situasinya mirip Inter. Mereka lolos ke babak gugur dengan status runner up dan dari 12 laga tiga kali kalah, tetapi pada akhirnya juara.

Memang, Real Madrid tak bisa disamakan dengan Inter Milan. Namun dua penggalan kisah kecil Liga Champions Eropa di atas memperlihatkan bahwa La Beneamata punya kans membuat City terjungkal di final.

Apalagi Inter lebih punya sejarah di Liga Champions Eropa. Nerazzurri sudah tiga kali menjuarai Liga Champions. Sebaliknya The Citizens belum punya sejarah meraih supremasi tertinggi Eropa ini.

Atas dasar itu Inter percaya diri bisa mematahkan prediksi banyak kalangan. Lautaro Martinez dan kawan-kawan boleh tak diunggulkan, tetapi mereka yakin kembali membuat kejutan seperti final 2009/2010.

Pertanyaannya, apakah mentalitas Man City belum sampai ke puncak Liga Champions? Pep Guardiola tak bisa dimungkiri adalah 'penyihir' yang punya segudang mantra untuk membuka paradigma baru sejarah.

Manchester City akan mencatat sejarah menjadi klub ke-10 Eropa yang meraih gelar treble winner. Itu akan terwujud jika City bisa menumbangkan Inter Milan di partai final.

Bagi Pep Guardiola, juru taktik City, ini adalah final keempat Liga Champions. Sebelumnya Guardiola meraih gelar bersama Barcelona pada 2008/2009 dan 2010/2011, serta gagal pada 2020/2021 bersama City.

Modal Man City menuju partai final ini adalah menang 12 kali beruntun sebelum dilibas Brentford, yang kemudian mengalahkan Man United di Wembley. Adapun Inter mengakhiri musim ini di peringkat ketiga Serie A 2022/2023.

Secara permainan, City menjadi tim dengan penguasaan bola tinggi. The Analysis mencatat, City dominan memainkan bola di atas 47,3 meter dari gawang. Cara menekan City pun bertransformasi dari musim-musim sebelumnya.

Adapun senjata Inter di Liga Champions adalah serangan balik. Serangan balik efektif Inter hanya kalah dari AC Milan. Musim ini Inter menciptakan 12 serangan balik efektif, sedang Milan 13 kali.

Untuk pertandingan final ini, City bisa tampil dengan susunan terbaik. Hanya Kyle Walker yang agak bermasalah dengan punggungnya, tetapi diprediksi tetap bisa tampil di laga pemungkas tersebut.

Sebaliknya Inter berpeluang kehilangan Joaquin Correa yang cedera betis. Adapun Henrikh Mkhitaryan dan Milan Skriniar yang sempat absen dalam beberapa laga diprediksi fit untuk menghadapi City.

Terlepas dari itu, duel City versus Inter ini akan menjadi panggung Erling Haaland kontra Lautaro Martinez juga Kevin de Bruyne lawan Hakan Calhanoglu. Bedanya, Man City punya pemain kunci tak kalah mentereng.

Saat menumpas Manchester United misalnya, Ilkay Gundogan jadi pembeda. Kapten tim ini memecah kebuntuan saat Haaland dikawal ketat lawan. City juga punya Phil Foden dan Julian Alvarez yang tak kalah bersinar.

Opta, sebuah badan statistik sepak bola, memprediksi City memiliki peluang 64,6 persen untuk menjuarai Liga Champions, sedangkan Inter hanya 16,4 persen. Prediksi ini dibuat berdasarkan data penampilan semua pemain.

Akankah City mencetak sejarah menjadi tim Inggris keenam yang meraih gelar juara Liga Champions atau Inter yang meraih gelar keempatnya? Segalanya mungkin terjadi, yang itu dipengaruhi mentalitas tim.(han)