Melihat Sejarah Firaun, Haman dan Qorun yang Disebutkan dalam Teks Al-Quran

Nama Firaun, Haman, dan Qorun disebutkan dalam Al-Qur'an tepatnya dalam Surat Ghafir ayat 23-24. Dalam surah itu, dikisahkan bahwa Nabi Musa AS diutus Allah SWT untuk bertemu dan menghadapi tokoh-tokoh berpengaruh tersebut.

Jan 19, 2023 - 04:53
Melihat Sejarah Firaun, Haman dan Qorun yang Disebutkan dalam Teks Al-Quran

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Sosok Firaun, Qorun, dan Haman, belakangan ramai diperbincangkan usai disinggung oleh budayawan Indonesia Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun.

Dalam sebuah potongan video yang viral di media sosial, Cak Nun menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti Firaun.

Cak Nun juga menyinggung Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebagai Haman serta pemilik Indomaret dan bos Indofood Anthony Salim sebagai Qorun.

Lantas, siapa itu Firaun, Haman, dan Qorun?

Nama-nama tersebut merupakan tokoh yang disebutkan dalam teks Al-Qur'an terkait riwayat para Nabi dalam Islam.

Nama Firaun, Haman, dan Qorun disebutkan dalam Al-Qur'an tepatnya dalam Surat Ghafir ayat 23-24.

Dalam surah itu, dikisahkan bahwa Nabi Musa AS diutus Allah SWT untuk bertemu dan menghadapi tokoh-tokoh berpengaruh tersebut.

"Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman dan Karun; lalu mereka berkata, "(Musa) itu seorang pesihir dan pendusta," demikian bunyi Surah Ghafir ayat 23-24.

Ketiga tokoh antagonis itu disebutkan dalam surat tersebut mereka hidup pada masa Nabi Musa AS.

Firaun

Firaun merupakan penguasa Mesir yang memiliki angkatan bersenjata paling digdaya pada masanya. Nama Firaun disebut 74 kali dalam Al-Qur'an yang mengacu pada Firaun di zaman Nabi Musa AS.

Firaun digambarkan sebagai penguasa yang menindas kaum lemah terutama bangsa Israel kala itu dan menganggap dirinya sebagai tuhan, seperti dikutip IQNA.

Firaun tak pernah percaya pada Tuhan selain dirinya. Dia akan memenjarakan dan menyiksa orang-orang yang berseberangan dengannya dengan berbagai cara.

Nabi Musa dikisahkan diangkat oleh Firaun sebagai anak ketika bayinya ditemukan di aliran sungai Nil oleh Istri Firaun.

Nama Firaun atau Pharaoh sendiri merupakan istilah untuk penyebutan gelar raja-raja Mesir. Tentu banyak deretan nama-nama yang menjadi Firaun.

Al-Qur'an yang diyakini umat Islam sebagai sumber wahyu dari Tuhan, tentu tak menyebut secara spesifik siapa Firaun yang konfrontasi dengan Musa dalam kisahnya.

Meski demikian, sejumlah sumber dari agama Yahudi meyakini bahwa Firaun yang dimaksud merupakan Ramses II, anak kandung dari Firaun Seti I yang mengangkat Musa sebagai anak, seperti dikutip dari Britannica.

Sejumlah ahli sejarah dan arkeologi ada yang mencoba menguatkan klaim tersebut, namun ada pula ahli sejarah yang mengumpulkan bukti bahwa klaim itu lemah.

Penelitian tentang mumi-mumi Mesir terutama Firaun pun masih terus berjalan untuk memastikan fakta kesejarahan dan kehidupan mereka di masa lampau.

Dalam Al-Qur'an, disebutkan bahwa Musa mengajak Firaun untuk hanya menyembah satu Tuhan

Namun, Firaun tak percaya dengan Musa meskipun sudah memperlihatkan mukjizatnya. Ia justru memandang mukjizat Nabi Musa sebagai sihir.

Suatu ketika, Firaun meminta Musa untuk bersaing dengan penyihir top Mesir. Saat itu, para ahli sihir menyadari bahwa kelebihan Musa terlalu hebat untuk sekelas ilmu sihir.

Namun Firaun tak mau kalah. Ia pun memerintahkan para dukun untuk disiksa.

Musa dan para pengikutnya lantas kabur dari Firaun. Ketika sampai di sebuah laut, Musa meminta Tuhan menurunkan mukjizat sehingga Laut Merah terbelah untuk bisa dilewati rombongan Sang Nabi.

Akan tetapi, Firaun masih mampu mengejar. Walhasil, ketika Musa dan pengikutnya telah tiba di ujung, Allah menenggelamkan Firaun bersama pasukannya seperti dikisahkan dalam Al-Qur'an.

Haman
Haman merupakan sosok yang disebut enam kali dalam kitab suci umat Islam. Haman dikenal sebagai sosok yang membantu Firaun membangun istana setinggi langit.

Dalam surah Al-Qasas ayat 38, Haman diminta Firaun membangun istana tinggi agar Firaun bisa melihat tuhannya Nabi Musa. Dia ingin memastikan sendiri bahwa Musa berbohong soal tuhan yang selalu ia agungkan.

Qorun
Qorun atau Qarun merupakan sosok yang kaya raya di zaman Nabi Musa AS. Qorun dikenal sebagai orang yang sombong, kikir, dan tertimpa nasib tragis semasa hidupnya.

Mengutip situs NU, penyebab kesombongan Qorun yakni harta kekayaannya yang sangat melimpah. Saking melimpah ruah, ia sampai lupa dengan "dzat yang menganugerahinya".

Sosok yang merupakan paman Nabi Musa AS itu disebut senang keluar rumah dengan mengenakan baju mewah dan diiringi ratusan gadis berbaju merah serta empat ribu kendaraan kuda.

Meski kaya raya, Qorun sangat kikir. Ia tak rela mengeluarkan zakat kala diminta Nabi Musa.

Ia malah menghasut penduduk bani Israil dengan memfitnah Musa bahwa keponakannya tersebut hendak "mengambil harta" mereka.

Akibat tingkahnya itu, Qorun pun ditenggelamkan ke dalam bumi, seperti disebutkan dalam Surah Al-Qasas ayat 81. Dia diazab Allah dengan ditenggelamkan bersama dengan harta dan rumah mewahnya.

Istilah harta karun dalam bahasa Indonesia pun dipercaya sebagai serapan dari nama tokoh antagonis Qorun yang dibenamkan Tuhan ke dalam bumi beserta hartanya.

Sejarah Kerajaan Mesir

Firaun atau dalam bahasa Inggris "Pharaoh" adalah kepala negara dan pemimpin agama bagi masyarakat Mesir kuno. Pharaoh sendiri berasal dari bahasa Mesir pero atau per-a-a seperti dikutip dari laman World History Encyclopedia.

Dikutip dari sumber yang sama, kata tersebut merupakan sebutan bagi kediaman raja yang berarti "Rumah Besar". Bagi penduduk Mesir Kuno, Firaun dianggap sebagai setengah manusia dan setengah dewa.

Lalu siapa firaun pertama dalam sejarah Mesir? Lebih dari 3.000 tahun Sebelum Masehi (SM), wilayah Mesir terbagi dua. Bagian selatan disebut Mesir Hulu atau Mesir Atas, lalu Mesir Hilir di sebelah utara di mana Sungai Nil bermuara.

Dua wilayah ini juga memiliki ciri yang berbeda. Dari prasasti yang ditemukan penguasa Mesir Hulu mengenakan mahkota putih tinggi yang disebut hedjet, sedangkan di Mesir Hilir raja-raja mengenakan mahkota merah pendek yang disebut deshret.

Kemudian sekitar tahun 3150 SM, Narmer raja Mesir Hulu, menaklukkan wilayah di bagian utara dan menciptakan sebuah kerajaan besar pertama di dunia dengan ibu kota Memphis. Sejumlah sejarawan menyebut nama Nemes yang menyatukan dua wilayah itu.

Belakangan ahli Mesir asal Inggris Flinders Petrie mengajukan teori yang dapat diterima secara luas. Dikutip dari National Geographic, Flinders mengklaim Narmer dan Menes merupakan orang yang sama. Ia pun menyebut Narmer atau Menes sebagai firaun pertama dari Dinasti Pertama.

Narmer adalah nama asli firaun pertama itu dan Menes yang berarti "Dia yang Bertahan" merupakan panggilan kehormatan. Berdasarkan sejarah di atas, sebutan firaun juga kadang diartikan "Penguasa Dua Wilayah".

Hanya saja sebutan firaun ini tidak lazim dipakai. "Raja" merupakan istilah yang paling sering digunakan oleh orang Mesir kuno untuk menyebutkan pemimpin. Baru pada masa Kerajaan Baru pada 1570-1069 sebutan firaun baru secara konsisten digunakan untuk pemimpin.

Era ini juga merupakan paling populer dalam sejarah Mesir. Firaun yang paling terkenal dari Dinasti ke-18 ini seperti Hatshepsut, Thutmoses III, Amenhotep III, Akhenaten dan istrinya Nefertiti, dan Tutankhamun.

Kemudian firaun dari Dinasti ke-19 seperti Seti I, Ramses II (Yang Agung), dan Merenptah, dan dari Dinasti ke-20 seperti Ramses III.

Masa Kerajaan Baru ini pula memunculkan sosok yang dianggap membawa Mesir dalam puncak masa kejayaan. Ia adalah Ramses II yang memimpin selama 66 tahun. Ramses II yang hidup pada 1303-1213 SM pun disebut sebagai salah satu tokoh Firaun Mesir paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah.

Firaun Mesir Terakhir

Cleopatra VII Philopater yang lebih dikenal sebagai Cleopatra dari Dinasti Ptolemaik merupakan Firaun Mesir yang terakhir. Cleopatra hidup pada 69 SM hingga 30 SM. Ia adalah anak dari Ptolemeus XII Auletes dan Cleopatra V Tryphania.

Dikutip dari ThoughtCo, Cleopatra merupakan sosok perempuan muda yang berpendidikan tinggi. Ia engambil studi medis, belajar filsafat, retorika, dan pidato dengan seorang tutor. Selain itu, Cleopatra menguasai berbagai bahasa selain bahasa ibu.

Setelah kematian Ptolemeus XII pada bulan Februari atau Maret tahun 51 SM, pemerintahan Mesir jatuh ke tangan Cleopatra dan saudara laki-lakinya Ptolemeus XIII. Namun, Cleopatra bergerak cepat untuk mengambil kendali kerajaan. Tentu saja ini memunculkan pergolakan di Mesir. Konflik ini membuat Cleopatra harus mengungsi.

Cleopatra lalu menggunakan pengaruhnya untuk mendekati Jenderal Romawi, Julius Caesar. Caesar bersedia membantu Cleopatra menaklukkan Ptolemeus dan menjadi Firaun Mesir dalam usia 21 tahun. Namun usianya tak panjang, ia ditemukan tewas yang disebutkan karena bunuh diri.

Setelah itu, Kekaisaran Romawi mencaplok Mesir dan dijadikan sebagai wilayah jajahan.(han)