Melihat Kedewasaan AHY soal Membangun Koalisi di Pilpres 2024

AHY ingin tokoh yang nantinya diusung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden tidak dipilih berdasarkan faktor suka atau tidak suka. Ia menegaskan kandidasi capres harus diputuskan berdasar parameter yang objektif.

Jan 13, 2023 - 15:14
Melihat Kedewasaan AHY soal Membangun Koalisi di Pilpres 2024

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan tak boleh ada pihak yang saling memaksakan kehendak dalam membangun koalisi.

Hal ini disampaikan merespons pernyataan Waketum NasDem Ahmad Ali soal rencana membangun 'Koalisi Perubahan' bisa gagal jika ada pihak yang memaksakan kehendak.

"Yang jelas kami setuju bahwa tak boleh dalam ikhtiar bangun koalisi saling paksakan kehendak, memaksakan diri," kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1).

AHY ingin tokoh yang nantinya diusung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden tidak dipilih berdasarkan faktor suka atau tidak suka. Ia menegaskan kandidasi capres harus diputuskan berdasar parameter yang objektif.

"Kami ingin membangun komunikasi politik yang rasional, objektif, aktual dan faktual dengan mendengar dan jangan hanya percaya pada statistik yang belum tentu bisa dikonfirmasi," kata dia.

Selain itu, AHY juga merespons kemungkinan calon wakil presiden yang mendampingi Anies Baswedan bukan dirinya. Baginya, semua kemungkinan bisa didiskusikan dan ruang dialog masih terbuka lebar.

"Jika ada tokoh lain yang kira-kira dianggap bisa dipasangkan? Saya kembali kepada jawaban saya tadi di awal bahwa kita diskusikan, kita buka bersama ruang yang tersedia," ucapnya.

Demokrat sampai saat ini belum memutuskan bergabung ke koalisi partai politik dan mendukung calon presiden tertentu.

Belakangan, Demokrat, PKS dan NasDem berencana membangun kerja sama politik di Pilpres 2024 untuk mengusung Anies Baswedan. Namun, belum ada deklarasi resmi dari ketiga partai.

Seperti diberitakan sebelumnya, Partai Demokrat, hingga saat ini masih menginginkan AHY menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan di 2024. Sementara, PKS juga berharap, Aher menjadi pendamping Anies Baswedan.

Jika kedua parpol tersebut saling memaksakan kehendaknya, prediksi 'Koalisi Perubahan' akan bubar pun ikut mencuat buntut ‘ngototnya’ kedua partai tersebut.

Sejak awal, Partai Demokrat berharap agar Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa jadi pendamping Anies Baswedan. Partai Demokrat bahkan berharap penentuan AHY cawapres Anies bisa terjadi pada Februari 2023.

Hal itu disampaikan, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan. Dia awalnya menyampaikan harapan agar pendeklarasian koalisi dan capes-cawapres bisa dilakukan di bulan Februari 2023.

"Bisa dua minggu lagi, bisa sebulan lagi. Mudah-mudahan doakan saja Februari ya," kata Syarief, Selasa (10/1).

Syarief berharap di bulan Februari itu akan ada pendeklarasian koalisi Partai Demokrat, PKS dan NasDem. Ia berkeinginan di bulan tersebut juga sudah sekaligus pendeklarasian capres dan cawapres.

"Mudah-mudahan koalisinya terbentuk, mudah-mudahan berbarengan (paket capres-cawapres)," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Syarief berharap Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Perubahan. AHY diharapkan bisa mendampingi Anies Baswedan untuk maju.

"Nggak (disampaikan di tim kecil), inikan perkiraan kita, harapan kita. Ya harapannya begitu (AHY cawapres Anies) mudah-mudahan ya," katanya.

Masih Dibicarakan di Internal

Harapan Partai Demokrat agar AHY dideklarasikan jadi pendamping Anies Baswedan pun ditanggapi Partai NasDem. Waketum NasDem, Ahmad Ali, menyampaikan harapan itu belum dibicarakan di internal dan juga dengan Anies.

"Kita berharap bahwa Koalisi Perubahan yang akan diusung ini membicarakan untuk hal yang lebih besar. Sejak awal kita bersepakat koalisi ini untuk membentuk koalisi yang setara, tidak ada orang yang memaksakan kehendaknya dalam koalisi ini," kata Ali, Selasa (10/1).

Dia mengatakan NasDem juga berdiskusi dengan PKS dan Demokrat ketika mengumumkan Anies sebagai calon presiden. Dia berharap ada kesinambungan dalam diskusi terkait koalisi.

"Jadi karena sampai hari ini kita belum membicarakan itu, koalisi perubahan harus memiliki pemahaman yang sama. Untuk itu, segala keputusan harus dibicarakan bersama-sama”.

"Intinya kan kita harus punya pemahaman yang sama. Koalisi itu kan tidak ada orang yang merasa pemimpin di koalisi ini, tidak ada orang yang merasa lebih dibutuhkan, tidak ada orang yang memaksakan keinginannya, jadi semua kita bicarakan secara bersama-sama," ujarnya.

Ali menyampaikan masing-masing partai Koalisi Perubahan mengajukan cawapres kecuali NasDem. Ali mengatakan yang terpenting sosok yang akan mendampingi Anies dalam Pilpres 2024 nantinya bisa mendongkrak suara yang tak cuma pemilih Anies.

"Kita berkoalisi tiga partai, NasDem sudah sejak awal melihat Anies sebagai capres dia bukan kader NasDem dan tidak pernah me-NasDem-kan Anies. Kemudian juga PKS, kemudian juga Demokrat. PKS menawarkan Aher, Demokrat menawarkan AHY, nah kalau semua bicara kemungkinan partainya, pertanyaannya NasDem gimana? Kami sudah lah, kita tidak bicara NasDem dapat apa, yang penting kita mau mengajukan capres ini kan dengan pertimbangan harus menang," ucapnya.

Dia menilai harapan Demokrat sah-sah saja ingin AHY menjadi cawapres Anies. Menurutnya hal itu masih terlalu prematur.

"Yah itu sah-sah aja sebagai harapan, tapi di kertas kita belum pernah bicarakan dan Pak Anies belum pernah bicarakan itu kepada Partai NasDem. Jadi saya pikir ini masih hal yang terlalu prematur," jelasnya.

Lebih lanjut Ali tidak mau dalam Koalisi Perubahan terjadi 'penguncian' hanya karena memaksakan kehendak. Dia memastikan apabila ada 'penguncian' terhadap cawapres Anies.

"Ini bukan harga mati yang kemudian kalau tidak AHY kami tidak mau. Ya itu namanya mengunci kan. Kalau terjadi seperti itu, saya pastikan koalisi ini tidak berjalan," ungkap dia.

Reaksi Demokrat

Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengungkit 'Koalisi Perubahan' yang diupayakan pihaknya dengan NasDem dan PKS semata-mata demi perubahan dan perbaikan di 2024.

Syahrial menyebut cawapres yang akan mendampingi Anies haruslah mampu ikut mendukung untuk memenangkan pasangan.

"Bingkainya sudah jelas, semangat untuk saling menguatkan dan memenangkan calon dari Koalisi Perubahan. Untuk melengkapi upaya tersebut, lantas Demokrat mengusulkan Ketum AHY sebagai cawapres pendamping Anies. Begitupun dengan PKS, mengusulkan mantan gubernur Jawa Barat Kang Aher sebagai cawapres pendamping Anies," kata Syahrial saat dikonfirmasi, Rabu (11/1/2023).

Syahrial menegaskan Demokrat tidak memaksakan AHY, ketua umum mereka, menjadi cawapresnya Anies Baswedan.

"Demokrat tidak dalam posisi memaksakan Ketum AHY melainkan dalam posisi bersikap atas kian intensifnya pembicaraan pada tim kecil koalisi," kata dia.

"Karena Demokrat tidak memaksa, melainkan bersikap jika Koalisi Perubahan mau menang pada Pilpres 2024, maka sebaiknya pasangan yang diusung adalah Anies-AHY," ujarnya.

Syahrial menyebut usulan duet Anies-AHY disampaikan dengan dasar yang kuat. Syahrial mengklaim duet ini diinginkan masyarakat.

"Sikap Demokrat tentu didasari atas pertimbangan yang jelas dan matang. Ada mekanisme survei. Menangkap keinginan atau mood yang selama ini ditangkap di masyarakat, juga pertimbangan lainnya yang sangat prinsipil," kata dia.(han)