Media Asing Sebut Korea Utara di Ambang Kelaparan
Pada 27 Februari waktu setempat, pada hari kedua pertemuan yang diperbesar dari Sidang Pleno Ketujuh Komite Sentral Kedelapan Partai Buruh Korea, Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara, menyatakan bahwa Korea Utara akan mencapai perubahan mendasar dalam produksi pertanian dalam beberapa tahun mendatang.
NUSADAILY.COM – SHANGHAI - Pada 27 Februari waktu setempat, pada hari kedua pertemuan yang diperbesar dari Sidang Pleno Ketujuh Komite Sentral Kedelapan Partai Buruh Korea, Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara, menyatakan bahwa Korea Utara akan mencapai perubahan mendasar dalam produksi pertanian dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut Kantor Berita Pusat Korea, pertemuan yang diperbesar dari Sesi Pleno Ketujuh Komite Pusat Kedelapan Partai Buruh Korea dilanjutkan pada tanggal 27 Februari, di mana isu-isu pertanian dibahas. Kim Jong-un mengatakan bahwa pencapaian target produksi pangan pada tahun 2023 adalah prioritas utama, dan menekankan pentingnya menstabilkan produksi pertanian dan mengubah metode produksi, dengan mengatakan bahwa hal itu "meletakkan dasar untuk pembangunan pertanian yang stabil dan berkelanjutan." Pertemuan itu tidak merinci langkah-langkah apa yang akan diambil Korea Utara, tetapi Kim Jong-un mengatakan perubahan mendasar dalam produksi pertanian akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
BACA JUGA : Korea Utara Terang-terangan Sebut Rudal Strategisnya dengan...
Menurut sebuah laporan penelitian oleh Al Jazeera yang mengutip situs web analisis Korea Utara Universitas Johns Hopkins “38 North”, produksi pangan Korea Utara dari tahun 2020 hingga 2021 mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan minimum manusia, dan Korea Utara saat ini berada di ambang kehancuran, Laporan itu mengatakan "Bukti sampai saat ini menunjukkan bahwa kondisi kehidupan di Korea Utara telah memburuk secara serius dan bahwa keadaan darurat kemanusiaan yang kompleks dengan kerawanan pangan pada intinya terus meningkat.
Solusi jangka panjang untuk kerawanan pangan Korea Utara sebagian tergantung pada kebijakan Korea Utara." Berurusan dengan masalah nuklir. Menyelesaikan masalah nuklir dapat secara signifikan mengurangi sanksi ekonomi yang dikenakan pada Korea Utara oleh berbagai negara, dan juga dapat membantu Korea Utara melanjutkan perdagangan dengan Amerika Serikat dan sekutunya.” (Mdr1)
