Masinton PDIP Sesalkan Sikap Sri Mulyani Kumpulkan Buzzer Ketika Ramai Kasus 'Pajak-Cukai'

"Ada hal yang saya pertanyakan. Kok Menkeu (Sri Mulyani) mengumpulkan para buzzer untuk mengatasi persoalan di media sosial? Bukan kemudian yang muncul di media sosial lalu dikumpulkan buzzer. Kacau negara ini. Ini yang saya katakan tadi, kita dikelola profesional atau amatiran?" tanya Masinton dalam rapat kerja bersama Menkeu Sri Mulyani di DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (27/3).

Masinton PDIP Sesalkan Sikap Sri Mulyani Kumpulkan Buzzer Ketika Ramai Kasus 'Pajak-Cukai'

NUSADAILY.COM – JAKARTA –  Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP Masinton Pasaribu, mengaku tak habis pikir dengan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani yang malah mengumpulkan buzzer di kantornya ketika banyak masyarakat menyoroti integritas pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan, terutama di Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Menurut Masinton, langkah tersebut dinilai tak sesuai dan menunjukkan sikap amatir pejabat pemerintah.

"Ada hal yang saya pertanyakan. Kok Menkeu (Sri Mulyani) mengumpulkan para buzzer untuk mengatasi persoalan di media sosial? Bukan kemudian yang muncul di media sosial lalu dikumpulkan buzzer. Kacau negara ini. Ini yang saya katakan tadi, kita dikelola profesional atau amatiran?" tanya Masinton dalam rapat kerja bersama Menkeu Sri Mulyani di DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (27/3).

Menurut Masinton, kinerja dan sinergitas Menkeu Sri Mulyani dan Menkopolhukam Mahfud MD dalam pemberantasan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) juga tidak klop. Padahal, Mahfud berstatus Ketua Komite TPPU dan Sri Mulyani adalah anggotanya.

Masinton menegaskan seharusnya internal Komite TPPU tidak boleh silang pendapat, termasuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Seharusnya, Komite TPPU yang diketuai Mahfud MD bisa bersama-sama menyelesaikan seluruh temuan transaksi mencurigakan tersebut.

"Saya mengkritik yang disampaikan Menkopolhukam (Mahfud MD), bukan saya membela Bu Menteri benar-benar saja. Tapi, sebagai menko harusnya bekerja dalam senyap, bukan jadi menteri semua hal dikomentari. Jadi menteri komentator menko itu," sambungnya.

Kritik yang disampaikan Masinton merujuk pada pertemuan Menkeu Sri Mulyani dengan sejumlah pegiat seni dan media sosial alias influencer di kantornya pada Jumat (17/3) malam. Pertemuan yang berlangsung dari pukul 19.30 WIB hingga 23.00 WIB itu ikut membahas penanganan kasus mantan pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo (RAT).

"Yang hadir antara lain Rudi Valinka (@kurawa), Dee Lestari, Bintang Emon, Babe Cabita, Marcel Siahaan, Chandra Darusman, Felicia Tjiasaka, Richard Sam Bera, dr Tirta, Guntur Romli, Mazzini," ungkap Juru Bicara Kemenkeu Yustinus Prastowo, Sabtu (18/3).

Prastowo menyebut pertemuan itu bertujuan untuk mendapatkan masukan, pandangan, hingga kritik dari publik. Menurutnya, pertemuan ini menjadi satu rangkaian dengan pertemuan dengan sejumlah tokoh antikorupsi sebelumnya.

Menkeu Sri Mulyani juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas masukan-masukan yang diberikan. Ani, sapaan akrabnya, juga menyinggung soal kebijakan baru terkait penurunan tarif pemotongan pajak penghasilan (PPh) hingga relaksasi ketentuan ekspor impor dan kepabeanan terhadap barang pameran yang kerap dikeluhkan pelaku usaha.

"Kemenkeu akan terus melakukan silaturahmi untuk mendengarkan masukan dari publik. Direncanakan akan mendengarkan aspirasi para pelaku usaha, bertemu pemred dan lain-lain," kata Ani.(han)