Magetan KLB Chikungunya, Kemekes RI Turun di Baron Sarankan Masyarakat PSN Masiv

Pemberantasan kembang biak nyamuk ini, yang paling utama dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan itu harus dikerjakan oleh seluruh masyarakat itu sendiri.

Mar 9, 2023 - 20:49
Magetan KLB Chikungunya, Kemekes RI Turun di Baron Sarankan Masyarakat PSN Masiv
Foto : Tim Kemenkes RI saat temui warga di Desa Baron Kecamatan/ Kabupaten Magetan, Kamis (09/03/2023).

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Kejadian Luar Biasa (KLB) chikungunya terjadi di Kabupaten Magetan. Pasalnya dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan saja pada Kecamatan/ Kabupaten Magetan ada sebanyak 52 kasus. 4 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), 2 di Selosari, 1 kasus di Purwosari dan 1 di KPR Baron.

Pasien chikungunya terbanyak  berada di desa Baron, ada sebanyak 25 orang. Sedang selebihnya terdapat pada kelurahan Kepolorejo dan kelurahan Candirejo. Sebelumnya warga alami demam tinggi dan nyeri sendi. Diduga mereka terinfeksi chikungkunya akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. 

Kepala Desa Baron, Sunoto mengatakan, chikungkunya menyerang warganya sejak pertengahan bulan Januari lalu hingga puncaknya hari ini ada 17 orang terkena pada RW 2 dan 8 orang di RW 1. Terbanyak pada RW 2 ada sebanyak 17 warga. Pihaknta sempat meminta untuk dilakukan fogging tapi lambat direspon oleh Dinas Kesehatan.

Dilaporkan Sunoto tidak sampai ada korban jiwa akibat DB dan chikungkunya. Yang sakit berangsur sembuh, meski sebagian ada yang masih alami bengkak di tangan persendian hingga tidak bisa jalan. 

Mendapat laporan tersebut beberapa pegawai Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI turun desa Baron, di rumah penderita bernama Sukarmi untuk survey dan memastikan penanganan dan peranserta masyarakat Baron dalam pencegahannya.

Dokter Asyik Surya, mengatakan, wabah yang berasal dari nyamuk ini baik DBD maupun chikungunya tidak bisa ditangani secara sendiri sendiri, baik oleh dinkes maupun masyarakat. Tetapi harus bersama sama melakukan pencegahan. 

"Masyarakat harus turut juga berpartisipasi dalam pencegahannya. Karena tidak mampu hanya dikerjakan oleh pemerintah semata, dibutuhkan peran serta masyarakat itu sendiri. Terutama pada pemberantasan di mana nyamuk tersebut bersarang dan bekembang biak," kata Asyik petugas Kemenkes RI, Kamis (09/03/2023).

Pemutusan siklus kembang biak nyamuk ini, lanjut Asyik, yang paling utama adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Itu yang harus dikerjakan oleh masyarakat itu sendiri.

"Dan itu saya lihat di sini sudah dikerjakan oleh masyarakat di sini. Tetapi yang perlu diingatkan jangan hanya sekali pas ada wabah saja. Harus masiv dan terus berkelanjutan oleh seluruh masyarakat. Jangan satu rumah melakukan PSN rumah lain tidak, ini tidak akan selesai," jelasnya.

Sementara itu Agus Yudi Purnomo Sub Koordinator Pemcegahan dan Pengendalian Penyakit Menurlar (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yang turut mendapingi mengatakan kasus chikugunya di Kabupaten Magetan tidak ada tambahan hingga hari ini.

" Aman, tidak ada tambahan kasus baik chikungunya maupun DB di Magetan. Terakhir di desa Baron dan seluruh penderita sudah sembuh," pungkasnya. (*/nto).