Lika-Liku Hidup Amye Un Perempuan NTT hingga Terpilih Jadi Wawali Darwin Australia

Amye Un mengaku tak pernah bermimpi bisa menjadi pejabat penting di Darwin. Menurutnya, semula dia hanya iseng ikut bertarung sebagai calon dan terpilih sebagai Wakil Wali Kota di Darwin. Terlebih, Amye Un tidak punya latar belakang sebagai seorang politisi.

Dec 23, 2022 - 20:29
Lika-Liku Hidup Amye Un Perempuan NTT hingga Terpilih Jadi Wawali Darwin Australia
Amye Un Wawali Darwin Australia (Foto Detikbali)

NUSADAILY.COM – KUPANG – Perjalanan panjang Amye Un, perempuan asal Amanatun, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga terpilih menjadi Wakil Wali Kota Darwin, Australia, sejak 2021, sungguh sangat menginspirasi.

Sebelum terpilih sebagai Wali Kota di Australia, Amye Un ternyata pernah menjadi seorang juru masak atau koki di sebuah restoran.

"Sebelum jadi Wawali Darwin, saya bekerja sebagai juru masak di restoran saya bernama Laksa House," tutur Amye Un, dikutip dari detikBali.

Ia pulang kampung dalam rangka liburan Natal bersama keluarga.

Amye Un mengaku tak pernah bermimpi bisa menjadi pejabat penting di Darwin. Menurutnya, semula dia hanya iseng ikut bertarung sebagai calon dan terpilih sebagai Wakil Wali Kota di Darwin.

Terlebih, Amye Un tidak punya latar belakang sebagai seorang politisi.

"Saya menjadi Wakil Wali Kota bukan menjadi impian dan prioritas apalagi melalui jalur independen. Ini hanya sekadar mencoba dan akhirnya menang di posisi kedua," kata Amye didampingi sejumlah anggota DPRD NTT, Kamis (22/12).

Ia menjelaskan, sudah sekitar 18 tahun ikut berpartisipasi melakukan pembenahan dan berkecimpung langsung bersama masyarakat kecil di kota tersebut. Ia bahkan menyebut selama 8 tahun ikut memberikan sejumlah sumbangan kepada masyarakat miskin.

"Pada prinsipnya saya sudah membaur belasan tahun bersama masyarakat yang tinggal di emperan toko dan perkumuhan. Jadi seorang politisi bukan didasari oleh uang tapi membangun fondasi nilai kepercayaan masyarakat," terangnya.

Di sisi lain, Amye Un mengaku tidak senang menjadi seorang politisi. Itu sebabnya, dia mencalonkan diri melalui jalur independen alias tidak bergabung dengan partai politik. Menurutnya, bergabung dengan parpol membuatnya tidak bisa leluasa menyerap aspirasi masyarakat.

"Saya sama sekali tidak tertarik maju lewat partai politik karena tidak leluasa kita bisa sampaikan aspirasi masyarakat," katanya.

Merantau ke Darwin
Amye Un menceritakan dirinya sempat bekerja di sejumlah pabrik semen. Pada 1980, ia bekerja di PT Semen Kupang dan dikirim ke PT Semen Gresik untuk mengikuti program training. Tak lama kemudian, ia dipanggil oleh mantan Gubernur NTT Piet Alexander Tallo untuk ikut menjadi juru kampanye di Kabupaten TTS.

"Tahun 1980 itu bekerja di PT Semen Kupang dan kemudian dikirim lagi ke PT Semen Gresik untuk training. Tapi dipanggil oleh Piet Tallo yang saat itu mau ikut calon Bupati TTS," ungkapnya.

Enam tahun berselang, tepatnya pada 1986, ia pun memutuskan untuk bekerja ke Kota Darwin, Australia. Ia memberanikan diri merantau ke Negeri Kangguru itu berbekal penguasaan Bahasa Inggris yang mumpuni. Di sana, ia bekerja sebagai juru masak.

"Saat itu saya sangat menguasai Bahasa Inggris sehingga saya mencoba cari kerja ke Kota Darwin. Tapi, setiap dua bulan sering balik kampung," imbuhnya.

Amye Un mengaku senang kembali ke Kupang. Ia mengatakan, kepulangannya kali ini bukan untuk urusan politik, melainkan untuk sekedar menikmati liburan Natal bersama keluarga setelah empat tahun tidak bertemu.

"Ini hanya liburan Natal dan tidak ada urusan politik, karena berbicara politik ini bukan momennya," pungkasnya.

Amye Un diketahui sudah menjadi warga negara Australia sejak 1998 silam. Status kewarganegaraan itu dia dapat setelah menikah dengan seorang pria asal Negeri Kanguru.(han)