NUSADAILY.COM – JAKARTA – Kasus cacar monyet atau monkeypox mulai terdeteksi di banyak negara dan memicu kekhawatiran yang besar terkait penyebarannya yang cepat. Penyakit ini mirip dengan cacar air dan dikenal sebagai self-limiting disease yang berarti gejala akan hilang dengan sendirinya.
Umumnya, gejala cacar monyet ini akan hilang sendiri antara 14-21 hari. Gejala umumnya seperti pilek dan flu biasa, demam atau kelelahan, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
BACA JUGA: Jerman Pesan 40 Ribu Dosis Vaksin Untuk Cegah Penyebaran Cacar Monyet
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi cacar monyet ini dibagi menjadi dua periode, yakni periode invasi dan erupsi kulit. Periode invasi biasanya berlangsung antara 0-5 hari, yang ditandai dengan:
- Demam
- Sakit kepala hebat
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Nyeri punggung
- Nyeri otot
- Kekurangan energi
Sementara periode erupsi kulit dimulai dengan gejala munculnya ruam di kulit. Bagaimana ruam akibat cacar monyet berkembang?
Ahli bedah THT sekaligus pendiri Klinik THT Kakkar di India, Dr Subhash Kakkar, mengatakan erupsi kulit dimulai dengan ruam merah di seluruh tubuh terutama di wajah dan anggota badan. Ruam tersebut mengarah ke benjolan di kulit yang secara bertahap diisi dengan cairan bening atau berwarna seperti susu.